JAKARTA, KOMPAS.com - Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebutkan, pemerintah perlu menarik investasi besar untuk transisi energi usai Amerika Serikat mengundurkan diri dari Just Energy Transition Partnership (JETP).
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menyampaikan bahwa Indonesia setidaknya membutuhkan pembiayaan hingga 97 miliar dolar AS.
“Kuncinya adalah bisa menarik investasi, karena selain pembiayaan dari komitmen awal (JETP) yang hanya 21 miliar dolar, berarti ada 75-76 miliar dolar yang harus ditarik, dimobilisasi, harus bisa didapatkan,” kata Fabby saat dihubungi, Sabtu (8/3/2025).
Baca juga: AS Mundur dari JETP, Kedubes Pastikan Kerjasama Energi dengan RI Tetap Jalan
Oleh sebab itu, pemerintah harus fokus memperbaiki iklim investasi. Salah satunya, dengan melakukan reformasi kebijakan yang sudah tercantum dalam Comprehensive Investment Policy Plan (CIPP).
Itu merupakan kesepakatan Indonesia dengan International Partners Group (IPG) yang tergabung di dalam JETP.
“Ketiga adalah proses yang bukan bagian dari JETP, tetapi bagian dari upaya untuk mencapai target JETP itu ada menurunkan emisi di tahun 2030. Kemudian (menggunakan) 34 persen energi terbarukan,” jelas Fabby.
Dalam hal ini, ia meminta pemerintah segera menyelesaikan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon I, yang telah menjadi pilot project dalam upaya pengurangan emisi.
Pasalnya, proyek tersebut telah tertunda selama tiga tahun dan belum ada kesepakatan final meskipun telah bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB).
Baca juga: Rancangan Dokumen JETP Dinilai Setengah Hati Wujudkan Transisi Energi Berkadilan di Indonesia
“Menurut saya, kalau dibutuhkan misalnya, mungkin peraturan dalam bentuk Peraturan Presiden bisa dibuat segera kalau itu bisa membantu untuk mempercepat prosesnya,” papar Fabby.
“Karena persoalan pension dini PLTU Cirebon I itu bukan persoalan teknis ekonomis lagi, itu masalah kepastian hukum saja,” imbuh dia.
Untuk diketahui, tiga tahun ke belakang Amerika Serikat telah bekerja sama dengan Indonesia dalam meningkatkan investasi di sektor energi melalui JETP.
JETP yang terdiri dari 10 negara donor pertama kali diluncurkan pada pembicaraan iklim PBB di Glasgow, Skotlandia, tahun 2021.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya