KOMPAS.com - Pertama di Indonesia, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan teknologi containerized battery energy storage system (CBESS) dibangun di Jambi.
PLTS CBESS adalah pembangkit tenaga surya dengan sistem penyimpanan energi baterai microgrid dalam kontainer.
PLTS CBESS pertama di Indonesia tersebut dikembangkan oleh anak usaha PT ABM Investama Tbk, PT Cipta Kridatama, dan perusahaan pengembang energi surya SUN Energy.
Baca juga: Setelah PLTS Booming, China Bakal Pangkas Subsidi Energi Bersih
Presiden Direktur Cipta Kridatama Meidi Wibowo mengatakan, pengembangan PLTS tersebut merupakan komitmen perusahaan dalam menerapkan praktik keberlanjutan di sektor industri.
"Implementasi sistem ini merupakan langkah nyata dalam mendukung inisiatif ESG (environmental, social and governance) ABM Grup," kata Meidi, sebagaimana dilansir Antara, Senin (24/2/2025).
Pembangkit listrik tersebut memiliki kapasitas 643,8 kilowatt peak (kWp) dan dilengkapi sistem penyimpanan baterai sebesar 1 megawatt hour (MWh) yang dikemas dalam kontainer berukuran 20 kaki.
Ia menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi operasional sekaligus mengadopsi solusi berkelanjutan dalam kegiatan usaha perseroan.
Baca juga: Abu Dhabi Bakal Punya PLTS Terbesar di Dunia, Kapasitasnya 5,2 GW
Implementasi PLTS CBESS itu dia sebut sebagai langkah strategis Cipta Kridatama dalam mengurangi emisi karbon sebagai bagian dari komitmen penerapan ESG ABM Grup.
Meidi menyatakan, pemanfaatan energi terbarukan tersebut diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari 849 ribu kilowatt jam (kWh) energi bersih setiap tahunnya.
Energi yang dihasilkan tersebut dapat mengurangi jejak karbon sebanyak 660 ton karbon dioksida yang setara dengan menanam lebih dari 10.900 pohon.
"Dengan memanfaatkan energi terbarukan, kami turut berkontribusi dalam mewujudkan operasional pertambangan yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujar Meidi.
Baca juga: Produksi Listrik PLTS Lampaui PLTU Batu Bara di Uni Eropa
Chief Sales Officer SUN Energy Oky Gunawan menuturkan, pengembangan PLTS tersebut menghadirkan solusi inovatif.
Teknologi tersebut tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga memastikan keandalan listrik bagi industri di lokasi terpencil.
"Kami percaya bahwa teknologi CBESS dapat menjadi game-changer dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia," imbuh Oky.
Baca juga: PLTS dari Start Up Xurya Telah Hasilkan 100 MW Sepanjang 2024
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya