KOMPAS.com - Sebuah analisis baru yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menemukan bahwa mikroplastik dapat menghambat kemampuan tanaman untuk berfotosintesis.
Hal tersebut menurut peneliti dapat secara signifikan mengurangi pasokan makanan.
Analisis tersebut, seperti dikutip dari Guardian, Rabu (12/3/2025) memperkirakan pasokan tanaman pokok dunia yaitu gandum, beras, dan jagung bisa berkurang antara 4 persen hingga 14 persen karena partikel mikroplastik yang menyebar luas.
Asia sendiri merupakan kawasan yang paling terdampak polusi mikroplastik, dengan penurunan yang mencapai antara 54 juta hingga 177 ton per tahun, sekitar setengah dari kerugian global.
Baca juga: Mikroplastik Jadi Tantangan Serius di Laut, Bisa Ancam Manusia
Peneliti pun memperkirakan polusi mikroplastik tersebut dapat meningkatkan risiko jumlah orang yang kelaparan hingga 400 juta dalam dua dekade mendatang, sebuah skenario mengkhawatirkan bagi ketahanan pangan global.
Kerugian panen tahunan yang disebabkan oleh mikroplastik pun bisa memiliki skala yang sama dengan yang disebabkan krisis iklim dalam beberapa dekade terakhir.
Apalagi dunia sudah menghadapi tantangan untuk memproduksi pangan yang cukup karena populasi global diperkirakan akan meningkat menjadi 10 miliar pada 2058.
“Umat manusia telah berupaya keras untuk meningkatkan produksi pangan guna memberi makan populasi yang terus bertambah tetapi upaya yang sedang berlangsung ini sekarang terancam oleh polusi plastik,” ungkap Prof Huan Zhong dari Universitas Nanjing di China.
"Temuan ini menggarisbawahi urgensi mengurangi polusi untuk menjaga pasokan pangan global," katanya lagi.
Studi ini menggabungkan lebih dari 3000 pengamatan tentang dampak mikroplastik pada tanaman yang diambil dari 157 penelitian.
Peneliti kemudian menyimpulkan mikroplastik menghalangi tanaman memanfaatkan sinar matahari untuk tumbuh dengan berbagai cara.
Partikel-partikel pencemar tersebut dapat menghalangi sinar matahari yang mencapai daun dan merusak tanah yang menjadi tempat bergantungnya tanaman.
Ketika diserap oleh tanaman, mikroplastik dapat menghalangi saluran nutrisi dan air, memicu molekul tidak stabil yang merusak sel, dan melepaskan zat kimia beracun, yang dapat mengurangi kadar pigmen fotosintesis klorofil.
Para peneliti memperkirakan bahwa mikroplastik mengurangi fotosintesis tanaman darat sekitar 12 persen dan sekitar 7 persen pada alga laut, yang berada di dasar jaring makanan laut.
Baca juga: Masyarakat Terpapar Mikroplastik akibat TPA Open Dumping
Di lautan, polusi mikroplastik dapat memengaruhi fotosintesis alga yang menyebabkan hilangnya ikan dan makanan laut antara 1 juta hingga 24 juta ton per tahun, sekitar 7 persen dari total protein yang dapat memberi makan puluhan juta orang.
Fotosintesis yang berkurang karena mikroplastik mungkin juga mengurangi jumlah CO2 yang memanaskan iklim yang diambil dari atmosfer oleh mekarnya fitoplankton besar-besaran di lautan Bumi dan mengganggu keseimbangan ekosistem lainnya.
"Dampak buruk ini sangat mungkin meluas dari ketahanan pangan hingga ketahanan planet," papar Zhong.
Kendati demikian, Prof Richard Lampitt dari Pusat Oseanografi Nasional Inggris, mengatakan kesimpulan tersebut harus disikapi dengan hati-hati.
"Saya memiliki kekhawatiran tentang kualitas data yang digunakan model tersebut karena bisa menyebabkan spekulasi berlebihan tentang dampak kontaminasi plastik pada persediaan makanan," katanya.
Perlu lebih banyak data untuk menghasilkan estimasi yang lebih akurat.
Namun terlepas dari perdebatan soal data itu, Prof Richard Thompson, dari Universitas Plymouth di Inggris mengatakan hasil studi menambah bukti yang menunjukkan perlunya tindakan untuk mengatasi polusi mikropastik.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya