KOMPAS.com - Penelitian dari University of Strathclyde di Glasgow, Inggris, menemukan, proses alami penyimpanan karbon dioksida (CO2) telah menurun dan sebagai akibatnya, perubahan iklim pun semakin cepat terjadi.
Dalam studinya, peneliti menemukan bahwa tingkat CO2 yang tersimpan dalam vegetasi melalui proses yang disebut penyerapan ini telah meningkat sebesar 0,8 persen per tahun pada tahun 1960-an.
Proses penyerapan kemudian mencapai puncaknya pada tahun 2008 dan sekarang turun sebesar 0,25 persen per tahun.
Jika tingkat pertumbuhan penyimpanan karbon alami pada tahun 1960-an terus berlanjut, penyerapan alami akan meningkat sebesar 50 persen dari tahun 1960 hingga 2010.
Tetapi jika tingkat penurunan terus berlanjut, maka penyimpanan karbon akan berkurang setengahnya dalam 250 tahun.
Baca juga: Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN
Mengutip Phys, Kamis (20/3/2025) proses penyerapan sendiri mengimbangi sebagian emisi yang dihasilkan oleh manusia yang saat ini meningkat sekitar 1,2 persen per tahun.
Jika proses penyerapan menurun maka emisi harus turun sebesar 0,3 persen per tahun atau setara dengan sekitar 100 juta ton CO2.
Penyerapan Alami
James Curran, Profesor Tamu di Pusat Pembangunan Berkelanjutan University of Strathclyde dan sekaligus rekan penulis studi mengungkapkan sebagian besar daratan Bumi berada di Belahan Bumi Utara.
Selama musim panas di belahan bumi utara, vegetasi yang melimpah di wilayah itu menyerap sejumlah besar CO2 dari atmosfer.
"Pada musim dingin di belahan bumi utara, sebagian CO2 dilepaskan kembali ke atmosfer melalui biodegradasi alami vegetasi yang mati, tetapi sebagian lagi tetap terkunci di akar, tanah dan kayu yang tidak aktif," terang Curran.
Sementara kurva keseluruhan konsentrasi CO2 masih meningkat dari tahun ke tahun, karena emisi tambahan dari aktivitas manusia.
"Sangat mendesak untuk melakukan segala upaya guna membangun kembali keanekaragaman hayati yang terkait dengan penyerapan karbon," papar Curran.
Baca juga: Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri
Oleh karena itu deforestasi harus dihentikan, pemulihan hutan harus didorong, kebakaran hutan harus dicegah.
Untuk habitat skala besar yang lebih tangguh dan menawarkan layanan ekosistem yang lebih baik, defragmentasi harus diprioritaskan.
Selain itu juga pemakaian bahan bakar fosil harus dihapuskan, produk kayu dan serat harus digunakan kembali selama mungkin sebagai bagian dari ekonomi sirkular yang lebih luas.
"Ada keyakinan luas bahwa penyerapan karbon masih meningkat tetapi akan mulai menurun di beberapa titik di masa mendatang, sedangkan data menunjukkan penurunan sudah berlangsung," tambah Curran.
Penelitian dipublikasikan di jurnal Weather.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya