Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroplastik Picu Biomineralisasi, Ganggu Keseimbangan Biota Laut

Kompas.com - 02/04/2025, 17:00 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Penelitian terbaru mengungkap bahwa mikroplastik glitter berbasis PET dapat memengaruhi proses biomineralisasi, tepatnya kristalisasi kalsium karbonat (CaCO3). 

Temuan ini menambah kekhawatiran akan dampak jangka panjang polusi mikroplastik terhadap ekosistem laut.

Glitter digunakan secara luas dalam berbagai industri, termasuk kosmetik, seni, mode, cat otomotif, dan bahan anti-pemalsuan untuk memberikan efek berkilau. 

Glitter berbentuk butiran plastik mengkilap berukuran 0,5 mm atau lebih kecil, terdiri atas plastik PET dan bahan berwarna mengkilap pada permukaannya.

Dalam riset, tim peneliti School of Natural Sciences, Trinity College, membuat simulasi air laut dan menguji bagaimana 6 jenis glitter PET mendorong pembentukan CaCO3.

Mereka menggunakan teknik analisis canggih seperti mikroskop elektron pemindaian (SEM) dan spektroskopi inframerah. 

"Hasil menunjukkan glitter PET berfungsi sebagai template pembentukan kalsium karbonat yang dapat berdampak pada kehidupan laut," kata Kristina Petra Zubovic, pimpinan tim.

"Proses ini bisa memengaruhi integritas struktural organisme laut yang bergantung pada kestabilan kondisi untuk biomineralisasi," imbuhnya seperti dikuti Phys, Selasa (1/4/2025). 

Baca juga: Studi: Kunyah Permen Karet Picu Pelepasan Mikroplastik di Mulut

Selain memicu kristalisasi, penelitian ini juga menemukan bahwa glitter PET mengalami degradasi fisik selama pembentukan mineral. 

Hal ini menyebabkan mikroplastik semakin terfragmentasi dan melepaskan partikel yang lebih kecil ke lingkungan. 

Partikel mikroplastik yang lebih kecil ini lebih mudah tertelan oleh organisme laut, sehingga berpotensi mengganggu rantai makanan serta siklus biogeokimia di lautan.

"Riset kami memberikan wawasan baru tentang bagaimana bahan sintetis ini berinteraksi dengan proses mineralisasi alami," ujar Juan Diego Rodriguez-Blanco, Associate Professor di bidang Nanomineralogi di Trinity College.

"Memahami interaksi ini sangat penting untuk menilai dampak mikroplastik yang lebih luas terhadap ekosistem laut," imbuhnya.

Rodriguez-Blanco mengungkapkan, risetnya bisa menjadi awal untuk menyelidiki pengaruh mikroplastik pada proses mineralisasi lautan secara lebih mendalam.

"Seiring terus meningkatnya akumulasi mikroplastik di lautan dunia, penelitian seperti ini sangat penting untuk memberikan informasi bagi kebijakan lingkungan dan strategi mitigasi," terangnya.

Baca juga: Studi Ecoton Temukan Mikroplastik dalam 5 Merek Teh Celup Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pemprov Bali Larang Pengusaha Produksi AMDK di Bawah 1 Liter, Ini Alasannya

Pemprov Bali Larang Pengusaha Produksi AMDK di Bawah 1 Liter, Ini Alasannya

Pemerintah
Mantan Wapres AS Latih 1.050 Orang di Indonesia Tanggap Perubahan Iklim

Mantan Wapres AS Latih 1.050 Orang di Indonesia Tanggap Perubahan Iklim

Pemerintah
Dekarbonisasi Industri, Pemerintah Minta Perusahaan Laporkan Data Emisi ke SIINas

Dekarbonisasi Industri, Pemerintah Minta Perusahaan Laporkan Data Emisi ke SIINas

Pemerintah
8.126 Ton Sampah Pasca-Lebaran Diangkut dari Kepulauan Seribu

8.126 Ton Sampah Pasca-Lebaran Diangkut dari Kepulauan Seribu

Pemerintah
Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Swasta
Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Pemerintah
BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

Pemerintah
Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Swasta
RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

Pemerintah
Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Swasta
Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Swasta
Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Pemerintah
2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

Pemerintah
Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Pemerintah
IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau