Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Biaya Emisi Karbon Bisa Dikelola

Kompas.com, 23 April 2025, 18:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa penerapan kecerdasan buatan (AI) akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi global, dengan kontribusi terhadap pertumbuhan PDB sekitar 0,5 persen per tahun selama periode 2025 hingga 2030.

Meski teknologi AI diproyeksikan meningkatkan emisi karbon akibat konsumsi energi pusat data, manfaat ekonominya diyakini akan lebih besar daripada biaya lingkungannya.

“Meskipun terdapat tantangan seperti meningkatnya harga listrik dan emisi gas rumah kaca, kontribusi AI terhadap pertumbuhan ekonomi global kemungkinan akan melebihi biaya lingkungan tersebut,” tulis IMF dalam laporannya, dikutip dari Reuters (23/04/2025).

AI Berkontribusi Positif, Tapi Tidak Merata

IMF mencatat bahwa dampak ekonomi AI tidak akan terdistribusi secara merata di seluruh dunia. Oleh karena itu, IMF mendorong pemerintah dan pelaku industri untuk mengurangi risiko sosial dan ekonomi yang mungkin ditimbulkan oleh penerapan AI secara luas.

Menurut laporan IMF yang berjudul "Power Hungry: How AI Will Drive Energy Demand", biaya sosial dari tambahan emisi karbon akibat AI diperkirakan mencapai 50,7 hingga 66,3 miliar dollar AS. Namun, angka ini tetap dianggap kecil jika dibandingkan dengan nilai tambah ekonomi AI terhadap PDB global.

Kebutuhan Listrik AI Diprediksi Tembus 1.500 TWh pada 2030

Salah satu tantangan terbesar dari revolusi AI adalah lonjakan kebutuhan energi. IMF memperkirakan bahwa permintaan listrik global akibat penerapan AI dapat meningkat tiga kali lipat menjadi sekitar 1.500 terawatt-jam (TWh) pada tahun 2030.

Angka tersebut 1,5 kali lebih besar dari total listrik yang dibutuhkan untuk mengisi daya seluruh kendaraan listrik di dunia pada tahun yang sama.

Baca juga: Tren AI Global Gandakan Permintaan Listrik Pusat Data pada 2030

Jejak karbon dari konsumsi energi ini akan sangat bergantung pada:

  • Kinerja perusahaan teknologi dalam menepati janji pengurangan emisi.
  • Penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.
  • Efisiensi energi pusat data dan infrastruktur digital.

AI Bisa Jadi Solusi atau Ancaman Lingkungan, Tergantung Cara Pemanfaatannya

IMF memperkirakan, adopsi AI dengan kebijakan energi saat ini akan menyebabkan kenaikan emisi karbon global sebesar 1,2 persen secara kumulatif selama 2025–2030.

Namun, para ahli menekankan bahwa dampak akhir AI terhadap lingkungan akan sangat tergantung pada bagaimana teknologi ini digunakan.

Menurut Grantham Research Institute, AI memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi karbon jika diarahkan untuk mempercepat inovasi rendah karbon di sektor energi, transportasi, dan pangan.

“AI bisa membantu mempercepat aksi iklim, tapi tidak cukup jika hanya mengandalkan kekuatan pasar,” ujar Roberta Pierfederici, peneliti kebijakan dari Grantham Institute.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa pemerintah, perusahaan teknologi, dan sektor energi harus bekerja sama untuk memastikan bahwa AI digunakan secara bijak, adil, dan berkelanjutan. Jika tidak, manfaat ekonomi AI bisa datang dengan harga lingkungan yang mahal.

Baca juga: Atasi Emisi karena AI, Big Tech Andalkan Nuklir dan Carbon Capture

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau