KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, 2 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Hal tersebut dikemukakan BMKG dalam Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II April 2025, yang dirilis pada Rabu (23/4/2025).
Dalam analisis tersebut, wilayah yang sedang mengalami musim kemarau yakni Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua Barat.
Baca juga: Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau
Sementara itu, menurut Konferensi Pers Prediksi Awal Musim Kemarau pada 13 Maret 2025, ada lima wilayah yang diprediksi akan masuk musim kemarau Mei 2025.
Kelima wilayah tersebut adalah sebagian kecil Sumatera, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Bali, Papua bagian selatan.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksi musim kemarau 2025 lebih pendek dari biasanya.
Dia menambahkan, musim kemarau tahun 2025 dimulai sejak April namun tidak serempak dan berlangsung bertahap di berbagai wilayah. Pada April 2025, sebanyak 115 zona musim akan memasuki musim kemarau.
Baca juga: Menteri LH Wanti-wanti Pengusaha soal Kebakaran Lahan Sawit Saat Kemarau
"Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua," ujar Dwikorita, dikutip dari siaran pers, Sabtu (12/4/2025).
Dwikorita menuturkan, fenomena iklim global seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada dalam fase netral.
Hal tersebut menandakan tidak adanya gangguan iklim besar dari Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia hingga semester II tahun 2025.
Namun, suhu muka laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dari normal dan diperkirakan bertahan hingga September, yang dapat memengaruhi cuaca lokal di Indonesia.
Baca juga: BMKG Prediksi Musim Kemarau Tahun Ini Lebih Pendek, Kapan Puncaknya?
Dwikorita mengungkapkan, puncak musim kemarau akan terjadi pada Juni hingga Agustus 2025.
Sejumlah wilayah seperti Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku diperkirakan mengalami puncak kekeringan pada Agustus.
Sekitar 60 persen wilayah diprediksi mengalami kemarau dengan sifat normal, 26 persen wilayah mengalami kemarau lebih basah dari normal, dan 14 persen wilayah lainnya lebih kering dari biasanya.
"Durasi kemarau diprediksi lebih pendek dari biasanya di sebagian besar wilayah, meskipun terdapat 26" wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih panjang, terutama di sebagian Sumatera dan Kalimantan," jelas Dwikorita.
Baca juga: Jelang Kemarau, Industri akan Diwajibkan Pasang Pemantau Kualitas Udara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya