JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Semen Indonesia (Persero) atau SIG mengembangkan material beton ramah lingkungan, untuk membangun infrastruktur di kawasan pesisir.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar, mengungkapkan pengembangan beton hijau bertujuan untuk efisiensi energi, menurunkan emisi, dan mempertahankan kualitasnya.
“Kami optimistis hasil kerja sama ini akan menjadi kontribusi signifikan terhadap pencapaian target net zero emission Indonesia,” kata Cuk Supriyadi dalam keterangannya, Rabu (7/5/2025).
Dia menilai bahwa kerja sama ini penting lantaran riset dilakukan berdasarkan kebutuhan mitra industri.
Baca juga: Rumah Tamadun, Sulap Limbah Sawit Jadi Produk Ramah Lingkungan
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Teguh Muttaqie, menjelaskan pengembangan beton ramah lingkungan difokuskan pada pemanfaatan material alternatif non konvensional dan limbah industri seperti slag nikel.
Komposisi beton yang dihasilkan dirancang untuk infrastruktur pelabuhan, tanggul, maupun kawasan pesisir dan lau lainnya.
“Kami akan mengembangkan formulasi baru dalam komposisi beton yang tidak hanya rendah karbon, tetapi juga mendukung prinsip circular economy dengan memanfaatkan limbah industri sebagai bahan campuran," ujar Teguh.
"Beton hijau ini akan menjadi bentuk nyata kontribusi BRIN terhadap pembangunan rendah emisi di sektor infrastruktur,” imbuh dia.
Baca juga: Langkah Hijau, LEGO Resmikan Pabrik Ramah Lingkungan di Vietnam
Direktur Utama PT SIG, Donny Arsal, menyampaikan kerja sama dengan BRIN merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam menghadirkan inovasi produk yang memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi di pasar yang semakin kompetitif. Industri semen, menurut Donny, tidak lagi cukup bertumpu pada produk konvensional.
“Kami telah menurunkan emisi produksi hingga 38 persen, dari 800 kilogram menjadi 500-an kg CO2 per ton. Melalui kolaborasi ini, kami berkomitmen menjaga tren tersebut agar terus berlanjut,” sebut Donny.
Pihaknya turut menekankan inovasi ini merupakan bagian dari peta jalan perusahaan, guna menciptakan solusi konstruksi berkelanjutan.
Produk beton hijau diharapkan dapat diadopsi oleh berbagai pihak, untuk menjawab tantangan urbanisasi, perubahan iklim, ataupun risiko geografis Indonesia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya