Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Bikin Jutaan Orang Berisiko Kena Infeksi Jamur

Kompas.com, 9 Mei 2025, 15:39 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Para peneliti dari Universitas Manchester di Inggris telah memperkirakan bahwa akan ada peningkatan risiko infeksi jamur dalam beberapa tahun mendatang.

Ini termasuk penyebaran signifikan dari beberapa patogen jamur di seluruh Eropa.

Seberapa luas penyebarannya akan sangat bergantung pada tindakan global untuk mengurangi perubahan iklim.

Jika upaya untuk mengurangi perubahan iklim kurang maksimal, penyebaran patogen jamur di wilayah-wilayah tertentu diprediksi akan meningkat, sehingga lebih banyak orang berisiko terinfeksi.

Melansir Phys, Rabu (6/5/2025) dalam studi terbaru yang dipublikasikan di platform pracetak Research Square, para peneliti telah memetakan dampak kenaikan suhu terhadap jamur penyebab infeksi di bawah berbagai skenario mitigasi perubahan iklim hingga tahun 2100.

Baca juga: Perubahan Iklim dan Deforestasi Sebabkan Sejumlah Jamur Terancam Punah

Dengan menggunakan pemodelan dan prakiraan iklim, Dr. Norman van Rhijn dari Universitas Manchester bersama rekan-rekannya memetakan bagaimana distribusi global tiga patogen jamur yakni Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, dan Aspergillus niger.

Meningkatnya kemunculan jamur patogen atau jamur penyebab penyakit merupakan kekhawatiran nyata.

Pasalnya, jamur adalah organisme yang sangat mudah beradaptasi, dengan genom yang besar dan lentur. Hal ini memungkinkan mereka untuk menjajah wilayah geografis baru dan bertahan hidup seiring dengan perubahan lingkungan mereka.

"Perubahan faktor lingkungan, seperti kelembaban dan peristiwa cuaca ekstrem, akan mengubah habitat serta mendorong adaptasi dan penyebaran jamur," kata Rhijn.

"Kita telah melihat munculnya jamur Candida auris karena meningkatnya suhu, tetapi sampai sekarang kita hanya memiliki sedikit informasi tentang bagaimana jamur lain dapat merespons perubahan lingkungan ini," paparnya lagi.

Menurut Rhijn, jamur relatif kurang diteliti dibandingkan dengan virus dan parasit, tetapi penelitian baru ini menunjukkan bahwa patogen jamur kemungkinan akan berdampak pada sebagian besar wilayah di dunia di masa depan.

Sehingga meningkatkan kesadaran dan mengembangkan intervensi yang efektif untuk patogen jamur akan sangat penting untuk mengurangi konsekuensinya.

Lebih lanjut, penelitian menunjukkan ketergantungan pada bahan bakar fosil akan membuat iklim berubah dan menjadi cocok bagi patogen jamur untuk menyebar ke geografi baru.

Contohnya saja, penyebaran Aspergillus flavus dapat meningkat sekitar 16 persen, sehingga 1 juta orang lebih berisiko terinfeksi patogen jamur yang mematikan ini di Eropa.

Aspergillus flavus adalah salah satu patogen jamur paling umum yang menyebabkan infeksi dan resistan terhadap banyak anti jamur yang tersedia sehingga mengancam jiwa pada manusia dan memengaruhi paru-paru.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau