JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 140 juta ton CO2 ekuivalen untuk mencapai FOLU Net Sink 2030.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, Mahfudz, mengatakan hal itu dilakukan melalui sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau Forestry and Other Land Uses (FOLU). Sektor ini diproyeksikan dapat memangkas hampir 60 persen dari total target penurunan emisi nasional.
"Semua langkah aksi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dirancang secara rinci dan terintegrasi, agar dapat memberikan manfaat berupa pengurangan terukur laju emisi, perbaikan dan peningkatan tutupan kanopi hutan dan lahan," ungkap Mahfudz dalam Journalist Workshop on Indonesia's FOLU Net Sink 2030 di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2025).
Baca juga: Investigasi Genesis: 40.000 Lahan FOLU Net Sink di Bengkulu Tumpang Tindih
Manfaat lainnya, perbaikan berbagai fungsi utama hutan seperti tata air, iklim mikro, ekosistem, konservasi keanekaragaman hayati sekaligus meningkatkan kesejahteraan maupun kesehatan masyarakat
Dia menyebutkan, langkah untuk mencapai target FOLU Net Sink mencakup pengurangan emisi dari deforestasi, pengurangan emisi dari dekomposisi gambut dan kebakaran gambut, peningkatan kapasitas hutan alam dalam menyerap karbon, serta peningkatan kapasitas suksesi hutan alam.
"Langkah lainnya, penerapan praktik-praktik pengelolaan hutan lestari, restorasi dan perbaikan tata air gambut, restorasi dan rehabilitasi hutan, optimalisasi pemanfaatan lahan yang tidak produktif, peningkatan produktivitas lahan dan indeks penanaman, serta praktik-praktik teknik pengolahan tanah dalam budidaya pertanian," ucap Mahfudz.
Kemudian pencegahan konversi lahan pertanian menjadi non pertanian hingga pengurangan kehilangan hasil pertanian dan limbah makanan.
Baca juga: Sektor Energi Lepaskan 120 Juta Ton Emisi Metana pada 2024
Mahfudz mengungkapkan bahwa Indonesia yang memiliki kawasan hutan seluas 125,7 juta hektar atau sekitar 63 persen dari total daratan, menempatkan sektor FOLU sebagai kunci utama dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2030.
"Indonesia merancang bahwa sektor FOLU akan mampu mencapai kondisi net sink mulai tahun 2030," imbuh dia.
Kemenhut mencatat, dibutuhkan pendanaan Rp 204 triliun untuk merealisasikan kondisi net sink. Namun, alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya sekitar Rp 19,6 triliun pada periode 2020 -2024.
Oleh sebab itu, pihaknya mencari pendanaan dari negara lain. Terbaru, Indonesia menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Norwegia yang berlaku selama lima tahun yaitu hingga 2027 di era Menteri KLHK, Siti Nurbaya.
Baca juga: RI Dapat Kucuran Dana Rp 116 Miliar dari Inggris untuk Proyek Folu Net Sink
MoU tersebut berbasis hasil atau result-based dengan total kontribusi sebesar 216 juta dollar AS. Dana disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).
Perjanjian kerja sama diperpanjang oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen pada 19 Februari 2025
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya