Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?

Kompas.com - 22/05/2025, 17:07 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain hutan, tanah, dan lahan basah, ada penyerap karbon alami lain yang penting untuk mengatasi perubahan iklim.

Penyerap karbon alami yang tersembunyi di bawah permukaan laut ini adalah lamun.

Hilangnya padang rumput bawah air ini, yang juga dikenal sebagai karbon biru, dapat menghambat upaya untuk mengatasi perubahan iklim, baik secara finansial maupun lingkungan.

Melansir Eco Business, Kamis (15/5/2025) lamun adalah jenis tanaman berbunga yang ditemukan di perairan pantai dangkal di setiap benua kecuali Antartika.

Lamun membentuk padang rumput bawah laut yang lebat dari Lingkaran Arktik hingga sejauh selatan Selandia Baru.

Menurut World Resources Institute, lembaga penelitian nirlaba lebih dari 1 miliar orang tinggal dalam jarak 100 km dari padang lamun.

Baca juga: Agar Lamun Terjaga, Ekowisata Perlu Analisis Daya Dukung Lingkungan

Studi Nature Communications juga menyoroti Afrika Selatan, Mediterania, Malaysia, Florida, dan Kolombia sebagai wilayah lamun teratas di dunia.

Meskipun ekosistem pesisir bervegetasi termasuk lamun hanya menutupi 2 persen dasar laut, namun lamun dianggap sebagai salah satu penyerap karbon alami terbesar di planet.

Ekosistem tersebut menyimpan hampir setengah dari karbon di sedimen laut, di mana padang lamun memperlambat aliran air sehingga bahan organik mengendap dan terakumulasi dan terkubur di dasar laut.

Akan tetapi kajian paling komprehensif tentang ekosistem pesisir bervegetasi menemukan jika lamun di dunia tidak dilindungi, ekosistem tersebut dapat melepaskan 1,2 miliar ton karbon dioksida atau setara dengan jejak karbon tahunan 100 juta rumah di AS.

Kerugian akibat hilangnya lamun ini juga akan menghabiskan biaya lebih dari 200 miliar dolar AS untuk mengatasi kerusakan lingkungan atau biaya sosial yang terkait dengan dampak iklim, seperti biaya kesehatan.

Meskipun lamun merupakan kunci untuk melawan perubahan iklim, pemanasan suhu laut memengaruhi kemampuan tanaman untuk melakukannya.

Gelombang panas laut telah menyebabkan kematian massal di padang lamun, seperti yang terlihat di Teluk Florida dan Teluk Shark, Australia.

Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa lamun lebih tangguh daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Penelitian awal Dutch Institute for Water Education mengukur respons lamun di Laut Baltik terhadap gelombang panas dan menemukan tingkat penyesuaian yang tinggi terhadap suhu, meskipun para peneliti mendorong penelitian lebih lanjut tentang topik tersebut.

Baca juga: KKP Sebut Ekosistem Padang Lamun Siap Masuk Perdagangan Karbon

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau