Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Resmikan PLTS Atap di Balikpapan, Bisa Pangkas 3.798 Ton CO2 per Tahun

Kompas.com - 22/05/2025, 11:04 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE), resmi mengoperasionalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Balikpapan.

Direktur Operasi KPI, Didik Bahagia, mengatakan bahwa PLTS atap tersebut memikiki kapasitas 2,5 megawatt peak (MWp).

Pembangkit dipasang di atap tiga bangunan utama di KPI Kilang Balikpapan, yaitu gudang 1.635 kilowatt peak (kWp), bengkel 744 kWp, serta gedung New HSSE 138 kWp, dan disebut mampu memangkas emisi hingga 3.798 ton CO2 ekuivalen per tahun.

"PLTS atap ini telah kami resmikan. Kami harus terus memperkuat sinergi dan kolaborasi, karena ketika semua pihak saling melakukan hal ini, maka kontribusi nyata dari setiap langkah akan semakin terasa,” ungkap Didik dalam keterangannya, Kamis (22/5/2025).

Baca juga: Para Perempuan Baja dari Pelosok Sumba yang Lahir Berkat PLTS

Menurut dia, pembiayaan energi di kilang saat ini menjadi pengeluaran terbesar kedua di perusahaan, mencapai 4-5 persen dari total operasional. Oleh sebab itu, pihaknya menekankan efisiensi energi dalam pengelolaan kilang.

“Melalui langkah-langkah efisiensi dan pemanfaatan energi yang lebih efektif, kami tidak hanya menurunkan emisi karbon tetapi juga secara bertahap mengurangi beban biaya energi,” ucap Didik.

PLTS atap Balikpapan memanfaatkan kecerdasan buatan dan berbasis internet of things (IoT). Sehingga mampu menerapkan pemantauan dan pengendalian jarak jauh dalam operasionalnya.

Selain KPI Kilang Balikpapan, PLTS telah beroperasi di Kilang Dumai berkapasitas 3,77 MWp, Kilang Plaju berkapasitas 2,25 MWp, Kilang Cilacap 2,34 MWp, serta Kilang Balongan berkapasitas 1,51 MWp. Total kapasitas PLTS yang dioperasikan Pertamina NRE di area Kilang KPI sebesar 12,37 MWp.

Baca juga: Membangun PLTS Bukan Sekadar Dipasang lalu Ditinggal

Sementara itu, Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE, Norman Ginting menyampaikan perusahaannya dan KPI bekerja sama pada penyediaan PLTS di hampir semua kilang yang mengoperasikan KPI.

“KPI berperan strategis dalam mengoptimalkan bisnis utama Pertamina saat ini yaitu minyak dan gas bumi, sedangkan di sisi lain Pertamina NRE membantu upaya penurunan emisi dari aktivitas operasional Pertamina melalui penyediaan energi hijau,” papat dia.

Proyek kerja sama lainnya mencakup pemanfaatan flare gas to power untuk mengurangi emisi, sekaligus mendukung target net zero emission (NZE) dengan mengubah gas buang dari aktivitas kilang menjadi sumber listrik bagi operasional kilang.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyebutkan pengembangan energi hijau rendah karbon seperti solar panel menjadi salah satu strategi bisnis perusahaan. Karenanya, Pertamina mendalami berbagai inovasi maupun pemanfaatan teknologi.

Baca juga: Bali Punya PLTS Atap Berkapasitas 10,9 GW tapi Pemanfaatannya Baru 1 Persen

"Pemanfaatan energi hijau diharapkan semakin meningkat, tak hanya untuk mendorong tercapainya dekarbonisasi dari kegiatan Pertamina sendiri (scope 1)," tutur Fadjar.

"Namun secara konkret memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan mendukung target NZE Pemerintah Indonesia tahun 2060," imbuh dia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Desak Pembenahan Lingkungan di Kawasan Industri Pulogadung
Menteri LH Desak Pembenahan Lingkungan di Kawasan Industri Pulogadung
Pemerintah
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau