Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Destination Zero Waste Bali", Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan

Kompas.com, 23 Mei 2025, 18:31 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Enviu, studio pengembangan usaha berdampak, TUI Care Foundation, dan Global Tourism Plastics Initiative (GTPI) berkolaborasi meluncurkan inisiatif Destination Zero Waste Bali pada Kamis, 22 Mei 2025.

Inisiatif Destination Zero Waste Bali berangkat dari kerangka aksi dan komitmen global United Nations Environment Programme (UNEP) dan UN Tourism dan bertujuan menguji coba dan memperluas solusi pengurangan sampah di industri perhotelan di Bali.

Peluncuran ini memperkuat momentum yang terus berkembang dari pemerintah dan pelaku industri untuk mengurangi sampah plastik di Bali. Bali sendiri saat ini ditunjuk sebagai provinsi percontohan untuk reformasi pengelolaan sampah nasional.

Dengan dorongan dari pemerintah provinsi untuk mengurangi minuman dalam kemasan plastik, proyek ini dinilai mampu mendukung kemajuan dan komitmen di wilayah ini untuk ke depannya mengingat pariwisata menyumbang sekitar 70 persen dari ekonomi Bali,

Perubahan di sektor ini menjadi langkah penting untuk mendorong dampak positif berkelanjutan dan berjangka panjang.

Pada tahap awal, proyek Destination Zero Waste Bali akan berkolaborasi dengan lima hotel yakni Nirjhara, Raffles Bali, Segara Village, Tonys Villa and Resort, and Tui Blue Berawa untuk menguji coba solusi pengurangan sampah plastik langsung pada sumbernya.

Dalam periode tiga bulan, proyek Destination Zero Waste Bali akan bekerja sama dengan masing-masing hotel untuk mengidentifikasi area masalah, mengimplementasi solusi, dan mengevaluasi potensinya untuk diterapkan secara luas di sektor pariwisata.

“Kami di TUI Care Foundation percaya bahwa pariwisata dapat menjadi kekuatan untuk perubahan positif,” ungkap Direktur Eksekutif TUI Care Foundation, Alexander Panczuk.

“Melalui proyek Destination Zero Waste Bali, kami menghadirkan inovasi dan kolaborasi untuk menempatkan keberlanjutan di jantung sektor pariwisata agar keindahan alam Bali tetap lestari bagi generasi mendatang, sekaligus memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal,” lanjutnya.

Baca juga: Menteri LH: RI Akan Minta Negara Maju Bantu Kelola Sampah Plastik

Proyek ini sekaligus merupakan lanjutan dari lokakarya Global Tourism Plastics Initiative (GTPI) di Bali yang diselenggarakan Sekretariat 10YFP, UNEP yang mengidentifikasi halangan dan peluang secara sistemik mulai dari kemasan dalam rantai pasok hingga keterlibatan tamu.

Menggunakan perangkat yang dikembangkan GTPI, hotel partisipan akan mendata penggunaan plastik sekali pakai dan menerapkan solusi untuk mengurangi sampah plastik di proses operasional mereka.

Mengubah pola pikir

Enviu, TUI Care Foundation, dan Global Tourism Plastics Initiative (GTPI) meluncurkan inisiatif Destination Zero Waste Bali (22/5/2025).DOK. ENVIU Enviu, TUI Care Foundation, dan Global Tourism Plastics Initiative (GTPI) meluncurkan inisiatif Destination Zero Waste Bali (22/5/2025).

“Sektor pariwisata Bali menunjukkan kepemimpinan yang kuat,” kata Kepala Sekretariat 10YFP, Jorge Laguna Celis. “Proyek ini adalah contoh nyata dari apa yang diharapkan oleh Global Tourism Plastics Initiative, aksi nyata yang skalabel, berbasis kolaborasi dan kepemilikan lokal,” jelasnya.

Dalam kesempatan sama, CEO Enviu, Paul van der Linden menegaskan, solusi jangka panjang untuk sampah plastik harus berdampak bagi semua pihak yang terlibat mulai dari staf, tamu hingga manajemen.

Dengan melibatkan tamu, staf, dan komunitas lokal, Destination Zero Waste Bali tidak hanya bertujuan mengurangi sampah, tetapi juga mengubah pola pikir dan meletakkan pondasi untuk sebuah model pariwisata regeneratif serta selaras dengan nilai budaya dan lingkungan Bali.

“Itulah mengapa kami mengembangkan solusi secara kolaboratif bersama hotel, dengan berfokus pada hal yang berdampak, praktis, dan realistis dari sisi bisnis," ungkapnya.

"Kami percaya bisnis dapat menjadi pendorong untuk kebaikan, dan kami sangat menantikan kerja sama dengan hotel-hotel pionir ini untuk menyelesaikan masalah plastik di Bali,” harap Paul.

Salah satu peserta, I Putu Yudha Mastera Sulaksana, Manajer Operasional Tonys Villa and Resort di Seminyak, Bali, menyampaikan, “sebagai hotel independen berskala kecil, kami selalu berusaha untuk lebih berdampak pada lingkungan, namun keterbatasan sumber daya menjadi sebuah tantangan."

Baca juga: Putri Koster Akui Bali Keliru dalam Menangani Sampah

"Namun, kami berkomitmen untuk tetap bergerak. Itulah mengapa kami antusias untuk ikut serta di proyek ini karena kami mendapat dukungan dan peluang untuk mengeksplorasi cara cara praktis untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai di hotel kami,” tutup Yudha.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
Pemerintah
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
LSM/Figur
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Pemerintah
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Pemerintah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
LSM/Figur
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau