Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RUPTL PLN 2025–2034: Kurang Ambisius, tapi Bawa Harapan Transisi dan Lapangan Kerja

Kompas.com - 28/05/2025, 07:34 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034.

Dokumen tersebut menjadi panduan utama dalam perencanaan penyediaan listrik nasional selama satu dekade ke depan, termasuk proyeksi permintaan serta strategi pemenuhan kebutuhan energi listrik Indonesia.

Menurut RUPTL, permintaan listrik nasional diperkirakan melonjak 67 persen—dari 306 TWh pada 2024 menjadi 511 TWh pada 2034. Untuk mengimbangi lonjakan ini, PLN menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 GW.

Sebagian besar pembangkit baru yang direncanakan—sekitar 61 persen—akan berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT). Rincian kontribusinya mencakup 17,1 GW tenaga surya, 11,7 GW tenaga air, 7,2 GW tenaga angin, 5,2 GW tenaga panas bumi, dan 0,9 GW bioenergi. Selain itu, PLN juga menggarisbawahi pentingnya penyimpanan energi, dengan rencana kapasitas mencapai 10,3 GW.

Menanggapi peluncuran ini, lembaga think tank energi EMBER menyampaikan bahwa RUPTL tersebut masih kurang ambisius. Meski demikian, dokumen itu tetap membawa harapan dalam upaya transisi energi Indonesia.

"Kami menyambut baik RUPTL PLN 2025–2034 ini dengan beberapa catatan," kata Analis Senior Iklim dan Energi EMBER, Dody Setiawan, kepada Kompas.com, Selasa (27/5/2025).

Ia mencatat bahwa meski target pembangkit EBT kali ini lebih tinggi dibandingkan RUPTL sebelumnya, ambisinya masih tertinggal jika dibandingkan dengan dokumen Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) dari Just Energy Transition Partnership (JETP).

Dody juga menyoroti tantangan implementasi. Berdasarkan pengalaman RUPTL sebelumnya, banyak target pembangunan yang tidak terealisasi. “Oleh karena itu, diperlukan timeline pengadaan proyek yang jelas serta dukungan pemerintah yang kuat," ujarnya.

Selain itu, masih adanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga menjadi sorotan. Namun menurut Dody, hampir seluruh proyek PLTU yang tercantum dalam RUPTL saat ini merupakan lanjutan dari RUPTL 2021–2030.

Baca juga: Efisiensi Energi Jadi Prioritas, Dua Pertiga Industri Global Tambah Anggaran

"Hal ini sesuai dengan amanat Perpres 112/2022 dimana tidak ada penambahan PLTU ongrid. Bulan Februari 2025 lalu kami memperkirakan masih ada pembangunan PLTU ongrid sekitar 6,6 GW antara 2024 sampai dengan 2030 (merujuk RUPTL 2021). Dan pada tahun 2024, data ESDM menunjukkan hanya ada penambahan PLTU ongrid sebesar 432 MW. Artinya masih ada sekitar 6,1 GW PLTU yang belum beroperasi. Hal ini tidak berbeda jauh dari rencana penambahan PLTU di RUPTL 2025–2034, yaitu 6,3 GW," jelasnya.

Meski begitu, ia menilai RUPTL terbaru membawa arah yang lebih jelas terhadap transisi energi Indonesia.

“Peluncuran RUPTL 2025–2034 membawa harapan baru bagi transisi energi Indonesia. Dengan permintaan listrik yang akan meningkat dan adanya larangan pembangunan PLTU baru, proses pengadaan dan pembangunan proyek energi terbarukan yang tepat waktu sangat krusial untuk menjamin ketahanan energi nasional di masa depan,” katanya.

Selain menjadi peta jalan energi, RUPTL juga membuka peluang ekonomi. Dokumen ini diproyeksikan menciptakan lebih dari 836.000 lapangan kerja baru, mayoritas di antaranya adalah pekerjaan hijau.

Untuk merealisasikan seluruh proyek dalam RUPTL 2025–2034, dibutuhkan investasi besar, yakni sekitar USD 182 miliar. Angka ini mencakup kebutuhan pembangunan pembangkit listrik serta ekspansi jaringan transmisi.

Menurut Dody, besarnya kebutuhan investasi ini seharusnya menjadi sinyal kuat bagi konglomerat energi dan lembaga keuangan di Indonesia untuk mulai meragamkan portofolio bisnis mereka dan meninggalkan ketergantungan pada energi fosil.

"Perubahan ini tidak hanya menguntungkan bagi lingkungan, tetapi juga membantu perusahaan menghadapi tantangan finansial dan regulasi—termasuk risiko dari ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan pasar yang tidak stabil,” tambah Dody.

Baca juga: RUPTL PLN: Transisi Setengah Hati, Ingkari Janji Bebas Fosil 2040 Presiden

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Desak Pembenahan Lingkungan di Kawasan Industri Pulogadung
Menteri LH Desak Pembenahan Lingkungan di Kawasan Industri Pulogadung
Pemerintah
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau