Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurangan Emisi Metana, Danone Klaim Pangkas 25 Persen

Kompas.com - 04/06/2025, 19:27 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Danone telah berhasil mengurangi emisi metana dari pasokan susu segarnya lebih dari seperempat sejak tahun 2020, seiring dengan upayanya untuk mencapai target pengurangan 30 persen yang ditetapkan untuk tahun 2030.

Susu diketahui menyumbang lebih dari separuh (51 persen) jejak karbon pertanian Danone dan lebih dari 70 persen dari emisi metananya.

Danone sendiri sedang menerapkan berbagai strategi di tingkat peternakan untuk mengurangi emisi, termasuk optimasi pengelolaan ternak, pakan, dan kotoran, serta meningkatkan sistem data.

Danone juga bekerja sama dengan para peternaknya untuk memastikan proyek-proyek tersebut memberikan dampak positif bagi planet ini dan juga mata pencarian mereka.

Danone juga telah terlibat dengan Dairy Methane Action Alliance (DMAA) dan Global Methane Hub untuk mencari dan mengembangkan solusi-solusi baru yang inovatif dalam upaya pengurangan emisi metana.

Baca juga: Perusahaan Susu dan Kopi Lambat Atasi Emisi Metana

Melansir Edie, Senin (2/6/2025) salah satu solusi inovatif yang sedang diusahakan Danone untuk mengurangi emisi metana adalah penggunaan biodigester.

Untuk mewujudkan ini, Danone baru-baru ini telah bekerja sama dengan Sistema.bio melalui penandatanganan MoU.

Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk mengolah limbah dari peternakan sapi menjadi dua produk bermanfaat yakni biogas yang bisa diperbarui sebagai sumber energi, dan pupuk organik yang ramah lingkungan.

MoU tersebut akan menargetkan pemasangan 6.500 biodigester hingga tahun 2030 untuk peternak sapi perah skala kecil di berbagai wilayah geografis, dimulai dari Meksiko, Maroko, dan India.

Baca juga: Sektor Energi Lepaskan 120 Juta Ton Emisi Metana pada 2024

Danone saat ini bekerja sama secara langsung dengan lebih dari 60.000 peternak sapi perah di seluruh dunia, yang sebagian besar adalah peternak skala kecil yang mengelola kurang dari 20 ekor sapi.

Penilaian Metana Global oleh Program Lingkungan PBB menyatakan bahwa emisi metana harus turun sebesar 40 – 45 persen pada tahun 2030, berdasarkan tingkat tahun 2020, untuk memberikan dunia kesempatan terbaik dalam membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat C.

Alasannya adalah, meskipun metana memiliki efek pemanasan yang sangat kuat, metana tidak bertahan lama di atmosfer dibandingkan CO2.

Oleh karena itu, pengurangan metana secara cepat dapat memberikan dampak positif yang lebih cepat dalam upaya memerangi pemanasan global.

Sebelumnya, Changing Markets Foundation menerbitkan penelitian yang menemukan bahwa hanya dua dari produsen susu dan jaringan kopi terbesar di dunia yaitu Danone dan General Mills yang telah membuat kemajuan yang dapat diverifikasi dalam mengurangi emisi metana.

Namun, meskipun perusahaan-perusahaan seperti Danone dan General Mills mungkin menunjukkan kemajuan, dari 20 raksasa ritel bahan makanan di Amerika Utara dan Eropa, belum ada yang secara eksplisit berkomitmen untuk mengurangi emisi metana.

Changing Markets pun mendesak perusahaan susu untuk mengurangi metana setidaknya 30 persen pada tahun 2030, sejalan dengan Ikrar Metana Global yang diluncurkan pada COP26.

Baca juga: IEA: Emisi Metana Tambang Batu Bara Indonesia Terbesar Ketiga Dunia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Pemerintah
Jadikan Idul Adha Momentum Pemberdayaan Peternak Lokal
Jadikan Idul Adha Momentum Pemberdayaan Peternak Lokal
LSM/Figur
Negara Rugi Rp 13 Triliun karena Illegal Fishing, Menteri KP Desak Audit Pajak Kapal Ikan
Negara Rugi Rp 13 Triliun karena Illegal Fishing, Menteri KP Desak Audit Pajak Kapal Ikan
Pemerintah
KLH Sanksi 4 Tambang Nikel di Raja Ampat, Terbukti Lakukan Pelanggaran Serius
KLH Sanksi 4 Tambang Nikel di Raja Ampat, Terbukti Lakukan Pelanggaran Serius
Pemerintah
Tantangan ESG dan Arah Baru Tata Kelola Mineral Kritis Indonesia
Tantangan ESG dan Arah Baru Tata Kelola Mineral Kritis Indonesia
LSM/Figur
Perubahan Iklim, Perempuan Terpaksa Jadi Tulang Punggung Tanpa Jaminan Sosial
Perubahan Iklim, Perempuan Terpaksa Jadi Tulang Punggung Tanpa Jaminan Sosial
LSM/Figur
Duit China Dorong Transisi Energi ASEAN, tapi Politik Global Menahan
Duit China Dorong Transisi Energi ASEAN, tapi Politik Global Menahan
Pemerintah
Lestari Awards 2025 Umumkan Juri Inisiatif Keberlanjutan Terbaik
Lestari Awards 2025 Umumkan Juri Inisiatif Keberlanjutan Terbaik
Swasta
Di Kalsel, Ahli IPB Kenalkan Pertanian Hemat Lahan 'Garden Tower'
Di Kalsel, Ahli IPB Kenalkan Pertanian Hemat Lahan "Garden Tower"
Pemerintah
Pemerintah Bakal Revitalisasi Tambak dan Bangun Hutan Mangrove di Pantura
Pemerintah Bakal Revitalisasi Tambak dan Bangun Hutan Mangrove di Pantura
Pemerintah
Terobosan AI Google, Pangkas Emisi Lampu Lalu Lintas
Terobosan AI Google, Pangkas Emisi Lampu Lalu Lintas
Swasta
Penanaman Hutan di Wilayah Tropis Jadi Strategi Atasi Krisis Iklim
Penanaman Hutan di Wilayah Tropis Jadi Strategi Atasi Krisis Iklim
Pemerintah
Ramai soal Tambang Nikel Raja Ampat, KKP Kerahkan Tim untuk Cek
Ramai soal Tambang Nikel Raja Ampat, KKP Kerahkan Tim untuk Cek
Pemerintah
Perubahan Iklim, Siswa Pekalongan Sakit dan Gatal akibat Rob, Tak Fokus Belajar
Perubahan Iklim, Siswa Pekalongan Sakit dan Gatal akibat Rob, Tak Fokus Belajar
LSM/Figur
Mikroplastik Ditemukan di Udara Indonesia, Bisa Picu Autoimun
Mikroplastik Ditemukan di Udara Indonesia, Bisa Picu Autoimun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau