Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Translokasi Badak Jawa, Langkah Konservasi untuk Cegah Krisis Genetik

Kompas.com - 04/06/2025, 13:26 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah merancang langkah konservasi bagi Badak Jawa yang kini menghadapi krisis populasi dan keanekaragaman genetik.

Melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Kehutanan berencana melakukan translokasi individu Badak Jawa terpilih ke area penangkaran khusus, Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA).

Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko menjelaskan, translokasi ini merupakan bagian dari program breeding untuk menjaga keberlangsungan spesies. Salah satu tujuannya adalah mencegah potensi inbreeding atau perkawinan sedarah, yang dikhawatirkan menurunkan ketahanan genetik populasi di masa depan.

Baca juga: Jadi Pusat Riset, Suaka Badak di Aceh Timur Teliti Cara Kembangbiak

“Kondisi populasi Badak Jawa di alam saat ini ada indikasi penurunan varietas genetik,” kata Satyawan, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Kehutanan pada Rabu (4/6/2025)

Translokasi akan dilakukan dari habitat alami di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang.

Meski masih berada dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon, jarak antara dua lokasi tersebut mencapai 14 kilometer dan harus melintasi laut.

Untuk itu, kendaraan khusus digunakan dalam proses pemindahan. Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri, Ranpur Kapa K-61, disiapkan sebagai moda angkut utama.
Proses translokasi ini melibatkan dukungan TNI AL, Yayasan Badak Indonesia (YABI), dan sejumlah mitra konservasi lainnya.

Sebagai bagian dari persiapan, Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Yonkapa) 1 Marinir menggelar simulasi penggunaan Ranpur Kapa K-61 di Jakarta pada Rabu (28/5/2025).

Simulasi ini bertujuan menguji kemampuan kendaraan dalam membawa kandang transportasi Badak Jawa melintasi laut dengan aman dan stabil.

Baca juga: Badak Jawa Dinamai Ulang, Marganya Kini Beda dengan Badak Lain

Satyawan menekankan pentingnya uji coba ini untuk meminimalisir risiko selama proses pemindahan.

“Simulasi ini penting untuk memastikan proses translokasi berjalan aman dan minim risiko, mengingat jarak tempuh lintas laut cukup panjang,” ujarnya.

Adapun, Komandan Yonkapa 1 Marinir, Mayor (Mar) Bayhaky C. Chipta, menyebut keterlibatan TNI AL bukan hanya untuk mendukung proses translokasi, tetapi juga bagian dari kesiapsiagaan menghadapi bencana untuk evakuasi satwa liar saat terjadi bencana alam seperti tsunami, letusan gunung, atau kebakaran hutan.

“Ranpur K-61 diuji kemampuannya dalam membawa kandang transportasi dengan memperhatikan aspek keselamatan, kestabilan, dan efisiensi mobilisasi di laut maupun darat,” jelasnya.

Kandang transportasi yang digunakan dalam simulasi didesain khusus untuk menjaga kenyamanan satwa selama perjalanan. Kandang tersebut juga dilengkapi sistem ventilasi dan penyangga anti-guncangan, dengan berat sekitar satu ton. Sementara berat Badak Jawa yang disimulasikan mencapai 1,6 ton.

Dari hasil simulasi, kendaraan amfibi dinilai layak digunakan untuk kebutuhan translokasi.

Baca juga: Selamatkan Badak Sumatera dari Kepunahan, Peneliti IPB Pikirkan Metode Bayi Tabung

Keberhasilan ini membuka peluang baru bagi pelestarian Badak Jawa melalui pengelolaan habitat yang lebih aman, terpantau, dan berorientasi pada keberlanjutan.

Translokasi ini tidak sekadar memindahkan satwa, tetapi menjadi langkah strategis dalam menjaga ketahanan jangka panjang spesies langka.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Logistik Ikan Indonesia Timur Tak Efisien, Bappenas Ungkap Perlunya Terobosan
Logistik Ikan Indonesia Timur Tak Efisien, Bappenas Ungkap Perlunya Terobosan
Pemerintah
Bappenas: Krisis Iklim Bakal Bikin 90 Persen Nelayan Kecil Sulit Melaut
Bappenas: Krisis Iklim Bakal Bikin 90 Persen Nelayan Kecil Sulit Melaut
Pemerintah
Indonesia Bisa Jadi Eksportir Hidrogen Bersih, Ada 4 Penentu Kesuksesannya
Indonesia Bisa Jadi Eksportir Hidrogen Bersih, Ada 4 Penentu Kesuksesannya
LSM/Figur
Hidrogen Hijau Mahal, PLN Minta Pemerintah Tiru Jepang
Hidrogen Hijau Mahal, PLN Minta Pemerintah Tiru Jepang
BUMN
Cara Hitung “Bagian Adil” Terkait Aksi Iklim Bias, Negara Kaya Diuntungkan
Cara Hitung “Bagian Adil” Terkait Aksi Iklim Bias, Negara Kaya Diuntungkan
LSM/Figur
Studi: Petani Sawit Mandiri Indonesia Tersisih dari Pasar Berkelanjutan
Studi: Petani Sawit Mandiri Indonesia Tersisih dari Pasar Berkelanjutan
LSM/Figur
Mengurai Strategi Hijau ASDP untuk Ferry Inklusif dan Berkelanjutan
Mengurai Strategi Hijau ASDP untuk Ferry Inklusif dan Berkelanjutan
BUMN
Dulu Melindungi, Kini Mencemari: Masker Covid-19 Jadi Masalah Global
Dulu Melindungi, Kini Mencemari: Masker Covid-19 Jadi Masalah Global
LSM/Figur
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
Swasta
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
Pemerintah
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
Pemerintah
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
LSM/Figur
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Pemerintah
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau