"Ada juga peningkatan risiko polusi dari tumpahan minyak," papar Buzzard.
Mencairnya es juga berarti akan membuat semua jenis lalu lintas maritim meningkat di Arktik, baik pariwisata maupun transportasi.
Kapal penangkap ikan sejauh ini merupakan jenis paling umum di kapal Arktik, diikuti kapal kargo dan kapal pengangkut curah.
Tidak hanya jumlah kapal di Samudra Arktik yang semakin meningkat, tetapi mereka juga berlayar dalam jarak yang lebih jauh. Dalam kurun waktu satu dekade, total jarak yang ditempuh kapal meningkat lebih dari dua kali lipat, dengan peningkatan sebesar 111 persen.
Area kapal untuk bergerak dengan aman di perairan terbuka rute Arktik juga meningkat sebesar 35 persen dari tahun 1979 hingga 2018. Biasanya, berlayar di Arktik memerlukan pengawalan kapal pemecah es.
Namun menurut proyeksi iklim, pelayaran tanpa pengawalan dapat dilakukan paling cepat pada 2030 di bulan-bulan musim panas.
Baca juga: Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027
Kepentingan ekonomi dalam menggunakan rute pengiriman Arktik mungkin bermanfaat. Namun, peningkatan lalu lintas harus dibarengi dengan peraturan lingkungan yang ketat.
Wilayah kutub berperan untuk membantu mendinginkan seluruh planet melalui es putih yang memantulkan energi dari matahari kembali ke luar angkasa. Seperti lemari es raksasa bagi seluruh planet.
Jadi apa pun yang mengurangi jumlah es, atau menggelapkannya, dapat berarti lebih sedikit energi yang dipantulkan, yang berarti pemanasan ekstra, yang kemudian berdampak pada seluruh planet.
"Es laut tidak hanya berfungsi untuk mendinginkan planet, tetapi juga merupakan habitat bagi makhluk seperti beruang kutub yang menggunakan es untuk berburu," kata Buzzard.
"Meskipun dapat menghemat karbon dan waktu bagi kapal untuk melakukan perjalanan melintasi Arktik, ini adalah ekosistem yang sangat rapuh yang sudah berjuang untuk mengatasi perubahan akibat perubahan iklim yang disebabkan manusia," tambahnya.
Sehingga perlu ada regulasi yang cermat untuk meminimalkan dampak lingkungan di wilayah tersebut.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya