JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerataan kesempatan kerja menjadi fokus utama pemerintah Indonesia dalam merespons tantangan ketenagakerjaan yang makin kompleks di kawasan Asia-Pasifik.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa kebijakan ketenagakerjaan ke depan harus inklusif, fleksibel, dan adaptif, serta tidak lagi menerapkan pendekatan seragam yang bisa meninggalkan kelompok tertentu.
Menurutnya, tantangan di kawasan ini cukup beragam—mulai dari tingginya pengangguran muda hingga meningkatnya jumlah pekerja lansia. Untuk itu, transformasi kebijakan perlu dilakukan agar tidak ada yang tertinggal dalam perubahan dunia kerja.
Baca juga: Potensi Green Jobs dari RUPTL 2025 - 2034 Perlu Dibarengi Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja
Yassierli mengatakan bahwa salah satu langkah yang tengah dijalankan pemerintah adalah transformasi balai latihan kerja (BLK) agar lebih responsif terhadap kebutuhan industri masa depan.
Selain itu, penguatan hubungan industrial transformasional juga didorong untuk menciptakan iklim kerja yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan.
“Pelaksanaan program pemagangan nasional juga menjadi jembatan penting antara dunia pendidikan dan dunia usaha,” ujar Yassierli sebagaimana di kutip dari keterangan tertulisnya, Senin (16/6/2025).
Langkah lainnya adalah perluasan cakupan jaminan sosial ketenagakerjaan, yang ditujukan untuk memperkuat perlindungan bagi kelompok rentan sekaligus memperkokoh ketahanan sosial-ekonomi masyarakat pekerja di tengah dinamika global.
Di forum Asia Pacific Group (ASPAG) Ministerial Meeting di Gedung PBB, Jenewa, Swiss, tersebut, Yassierli juga menyampaikan apresiasinya atas sikap solidaritas negara-negara ASPAG terhadap Palestina, termasuk dukungan terhadap kelanjutan kerja Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di wilayah tersebut.
Baca juga: Studi: 58 Persen Anak Muda Indonesia Belum Paham Green Jobs, Padahal Punya Peluang Menjanjikan
“Indonesia menghargai pernyataan bersama ASPAG yang mendukung kerja ILO di Palestina. Ini adalah refleksi kuat dari nilai-nilai keadilan dan solidaritas yang kita junjung bersama,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya representasi yang adil bagi negara-negara Asia-Pasifik di lembaga internasional seperti ILO. Menurutnya, kolaborasi kawasan menjadi kunci dalam membentuk masa depan kerja yang lebih adil dan berkelanjutan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya