Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemnaker Ungkap Strategi Pemerataan Ketenagakerjaan

Kompas.com - 16/06/2025, 11:45 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerataan kesempatan kerja menjadi fokus utama pemerintah Indonesia dalam merespons tantangan ketenagakerjaan yang makin kompleks di kawasan Asia-Pasifik.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa kebijakan ketenagakerjaan ke depan harus inklusif, fleksibel, dan adaptif, serta tidak lagi menerapkan pendekatan seragam yang bisa meninggalkan kelompok tertentu.

Menurutnya, tantangan di kawasan ini cukup beragam—mulai dari tingginya pengangguran muda hingga meningkatnya jumlah pekerja lansia. Untuk itu, transformasi kebijakan perlu dilakukan agar tidak ada yang tertinggal dalam perubahan dunia kerja.

Baca juga: Potensi Green Jobs dari RUPTL 2025 - 2034 Perlu Dibarengi Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja

Yassierli mengatakan bahwa salah satu langkah yang tengah dijalankan pemerintah adalah transformasi balai latihan kerja (BLK) agar lebih responsif terhadap kebutuhan industri masa depan.

Selain itu, penguatan hubungan industrial transformasional juga didorong untuk menciptakan iklim kerja yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan.

“Pelaksanaan program pemagangan nasional juga menjadi jembatan penting antara dunia pendidikan dan dunia usaha,” ujar Yassierli sebagaimana di kutip dari keterangan tertulisnya, Senin (16/6/2025).

Langkah lainnya adalah perluasan cakupan jaminan sosial ketenagakerjaan, yang ditujukan untuk memperkuat perlindungan bagi kelompok rentan sekaligus memperkokoh ketahanan sosial-ekonomi masyarakat pekerja di tengah dinamika global.

Di forum Asia Pacific Group (ASPAG) Ministerial Meeting di Gedung PBB, Jenewa, Swiss, tersebut, Yassierli juga menyampaikan apresiasinya atas sikap solidaritas negara-negara ASPAG terhadap Palestina, termasuk dukungan terhadap kelanjutan kerja Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di wilayah tersebut.

Baca juga: Studi: 58 Persen Anak Muda Indonesia Belum Paham Green Jobs, Padahal Punya Peluang Menjanjikan

“Indonesia menghargai pernyataan bersama ASPAG yang mendukung kerja ILO di Palestina. Ini adalah refleksi kuat dari nilai-nilai keadilan dan solidaritas yang kita junjung bersama,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya representasi yang adil bagi negara-negara Asia-Pasifik di lembaga internasional seperti ILO. Menurutnya, kolaborasi kawasan menjadi kunci dalam membentuk masa depan kerja yang lebih adil dan berkelanjutan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
LSM/Figur
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
Pemerintah
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
LSM/Figur
Perubahan Iklim Bakal Bikin Aroma Vanila Alami Lebih Sulit Didapatkan
Perubahan Iklim Bakal Bikin Aroma Vanila Alami Lebih Sulit Didapatkan
LSM/Figur
KLH Perketat PROPER, Klaim Perusahaan Bakal Diikuti Survei Lapangan
KLH Perketat PROPER, Klaim Perusahaan Bakal Diikuti Survei Lapangan
Pemerintah
ITS Perluas Akses Beasiswa, Dorong Pendidikan Inklusif
ITS Perluas Akses Beasiswa, Dorong Pendidikan Inklusif
Swasta
MethaneSAT Hilang di Angkasa, Pemantauan Emisi Metana di Ujung Tanduk
MethaneSAT Hilang di Angkasa, Pemantauan Emisi Metana di Ujung Tanduk
Swasta
Mangrove Diselamatkan, Manusia dan Buaya Sama-Sama Aman
Mangrove Diselamatkan, Manusia dan Buaya Sama-Sama Aman
LSM/Figur
Jual Kayu Ilegal, Direktur Perusahaan Terancam 15 Tahun Penjara
Jual Kayu Ilegal, Direktur Perusahaan Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Semua Kawasan Komersial di Jakarta Harus Kelola Sampah Mandiri, Tak Bebani APBD
Semua Kawasan Komersial di Jakarta Harus Kelola Sampah Mandiri, Tak Bebani APBD
Pemerintah
Bus Listrik Bisa Pangkas Emisi GRK, tetapi Berpotensi Jadi Proyek FOMO
Bus Listrik Bisa Pangkas Emisi GRK, tetapi Berpotensi Jadi Proyek FOMO
Swasta
Tambang Ancam Ekosistem Kerapu dan Ketahanan Pangan di Raja Ampat
Tambang Ancam Ekosistem Kerapu dan Ketahanan Pangan di Raja Ampat
LSM/Figur
Susu Terancam Panas Ekstrem, Produksinya Turun 10 Persen oleh Iklim
Susu Terancam Panas Ekstrem, Produksinya Turun 10 Persen oleh Iklim
Pemerintah
Setiap Makanan Berisiko Terkontaminasi Mikroplastik dari Kemasan
Setiap Makanan Berisiko Terkontaminasi Mikroplastik dari Kemasan
Pemerintah
Transisi Energi Terbarukan yang Adil Tingkatkan PDB Global 21 Persen
Transisi Energi Terbarukan yang Adil Tingkatkan PDB Global 21 Persen
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau