KOMPAS.com – PT Surveyor Indonesia menegaskan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia melalui penerapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan sistem informasi pendukungnya, SI-ISPO.
Sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang survei, inspeksi, dan sertifikasi, PT Surveyor Indonesia berperan aktif dalam menjamin proses sertifikasi berjalan secara transparan, akuntabel, dan sesuai prinsip keberlanjutan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Surveyor Indonesia Sandry Pasambuna dalam forum bisnis bertajuk "Sustainability of Indonesian Palm Oil to Meet World Need for Vegetable Oil" di ajang internasional Osaka Expo 2025.
Pada kesempatan itu, Sandry menyoroti pentingnya kelapa sawit sebagai salah satu komoditas strategis nasional yang berkontribusi besar terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Hilirisasi Sawit Jadi Strategi Kemenperin Dukung Gizi Nasional
Namun, ia juga menggarisbawahi berbagai tantangan yang dihadapi sektor ini, mulai dari isu lingkungan, tekanan pasar global, hingga tuntutan transparansi dan akuntabilitas.
Menurutnya, ISPO hadir sebagai kerangka tata kelola yang bertujuan memastikan praktik industri kelapa sawit dijalankan secara berkelanjutan, adil, dan terintegrasi.
Sertifikasi itu bersifat wajib dan mengacu pada tujuh prinsip serta kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2025. Adapun beleid itu mencakup tiga segmen utama, yakni usaha perkebunan, industri hilir, dan perusahaan bioenergi kelapa sawit.
“Melalui ISPO, Indonesia berupaya meningkatkan daya saing dan penerimaan produk kelapa sawit di pasar global, sembari menjaga prinsip keberlanjutan dan kesejahteraan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Sandry dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (15/6/2025).
Lebih jauh, PT Surveyor Indonesia juga memperkenalkan SI-ISPO, yakni sistem berbasis cloud yang mengintegrasikan proses sertifikasi ISPO dengan teknologi modern, seperti blockchain, guna menjamin keamanan data dan transparansi informasi.
Sistem tersebut difungsikan untuk memfasilitasi pengumpulan data, validasi sertifikasi, serta pelacakan rantai pasok produk sawit bersertifikat.
“SI-ISPO tidak hanya mendigitalisasi proses sertifikasi, tetapi juga menjadi solusi untuk menjawab isu strategis, seperti keterlacakan, akuntabilitas, serta sinkronisasi data lintas lembaga,” jelas Sandry.
Baca juga: Rumah Tamadun, Sulap Limbah Sawit Jadi Produk Ramah Lingkungan
Sistem tersebut terhubung dengan berbagai platform nasional, seperti SIMONTANA, SIPERIBUN, SIINAS, serta instansi pemerintah, seperti ATR/BPN dan Kementerian ESDM.
Dalam pengembangannya, SI-ISPO juga dirancang untuk mengadopsi kecerdasan buatan (AI) dan teknologi machine learning guna mendukung analisis data lanjutan dan otomasi proses.
SI-ISPO menghasilkan dua luaran utama, yakni Sertifikat ISPO bagi pelaku usaha yang memenuhi prinsip keberlanjutan serta Lembar Transaksi Produk Bersertifikat ISPO yang memuat informasi keterlacakan produk dalam rantai pasok, termasuk lokasi lahan dan pihak-pihak terlibat dalam transaksi.
Informasi dalam sistem ini divisualisasikan dalam bentuk traceability tree dan peta lahan bersertifikasi sehingga memberikan jaminan legalitas dan keberlanjutan produk kepada pembeli internasional.
Sandry berharap, implementasi ISPO dan SI-ISPO dapat memperkuat posisi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia secara berkelanjutan.
“Dengan tata kelola yang baik, sistem informasi yang modern, serta dukungan dari seluruh pihak, kami optimistis produk kelapa sawit Indonesia akan semakin diterima dan dipercaya di pasar global,” imbuh Sandry.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya