Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ghost Gear" Rugikan Miliaran Rupiah dan Ancam Keberlanjutan Laut

Kompas.com - 16/06/2025, 19:15 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Ronny Irawan Wahju, mengatakan bahwa alat tangkap ikan yang terbuang atau hilang di laut, yang dikenal sebagai ghost gear, menjadi ancaman serius bagi laut Indonesia.

Selain menyebabkan kerugian ekonomi hingga miliaran rupiah di beberapa wilayah, menurut Ronny, keberadaan ghost gear juga memperparah krisis stok ikan, selain akibat fenomena illegal fishing dan degradasi ekosistem pesisir.

Ghost gear sendiri dapat berupa jaring, tali pancing, dan bubu yang hilang atau ditinggalkan nelayan, namun masih tetap aktif "beroperasi" di laut, sehingga terus menjerat dan menjebak hewan di laut serta merusak terumbu karang setelah hilang atau terbuang.

"Fenomena ini tidak hanya dapat mengancam ketahanan pangan nasional, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi dan ekologis jangka panjang,” ujar Ronny, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (13/6/2025).

Ia menambahkan, kerugian ekonomi akibat ghost gear pada perikanan skala kecil—khususnya untuk alat jaring dan bubu—tergolong besar.

Meski ada upaya pengembangan alat tangkap berbahan biodegradable, yakni alat tangkap ikan yang dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme seperti bakteri atau jamur, namun teknologi ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut agar bisa diadopsi secara luas.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Sebagai langkah mitigasi, Ronny mengusulkan perlunya penandaan alat tangkap (gear marking) untuk memudahkan pelacakan, serta sistem pelaporan alat hilang yang lebih efektif sehingga bisa segera diatasi.

Selama ini, nelayan enggan melapor. Karena itu dia mengajak semua pemangku kepentingan—pemerintah, lembaga riset, pelaku usaha, dan komunitas pesisir—untuk bersinergi membangun perikanan tangkap yang produktif sekaligus berkeadilan dan berkelanjutan.

“Ini penting demi masa depan laut Indonesia,” pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau