Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak

Kompas.com, 17 Juni 2025, 18:00 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Pembangunan Jakarta ke depan menempatkan keberlanjutan sosial sebagai fokus utama, dengan memberi perhatian khusus pada perempuan dan anak.

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga ramah bagi perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya.

Pernyataan tersebut disampaikannya menjelang penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, yang menjadi momentum penting bagi arah pembangunan kota.

Menurutnya, kota global tidak hanya diukur dari kemajuan infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga dari seberapa aman dan nyamannya kota itu bagi semua warganya.

“Oleh sebab itu, Jakarta harus bisa menjadi kota yang aman dan adil bagi semua, termasuk perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya,” ujar Veronica sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (17/6/2025).

Untuk mewujudkan hal tersebut, ia menekankan perlunya keterlibatan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, organisasi masyarakat, pelaku usaha, hingga individu.

Namun, tantangan yang ada tidak ringan. Veronica menyebutkan kekerasan seksual serta dampak digitalisasi terhadap perempuan dan anak sebagai dua persoalan mendesak yang perlu segera diatasi.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengembangkan sejumlah inisiatif, seperti Ruang Bersama Indonesia (RBI) yang sudah dilaksanakan di Jakarta melalui Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), yang menjadi bagian dari infrastruktur sosial kota.

Community center seperti RBI bisa menjadi ruang aman untuk melaporkan kekerasan yang dialami perempuan dan anak, mengembangkan potensi warga, membangun ketahanan keluarga, hingga mengedukasi tentang keamanan digital dan literasi keuangan,” jelasnya.

Sementara itu, dari sisi ekonomi sosial, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menyatakan kesiapannya untuk mendukung penguatan daya tahan dan kreativitas masyarakat, termasuk kelompok rentan, dalam menghadapi tantangan masa depan.

Baca juga: Anak Muda Butuh Ruang Hijau, Mampukah Kota Masa Depan Menjawabnya?

Adapun, di tingkat daerah, Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, menegaskan komitmen untuk memperkuat perlindungan perempuan dan anak melalui pembaruan regulasi. Salah satu langkah strategis yang tengah dijalankan adalah revisi Perda Nomor 8 Tahun 2011.

“Revisi ini akan menghasilkan dua regulasi baru, yaitu Perda Perlindungan Perempuan dan Perda Penyelenggaraan Kota Layak Anak (KLA). Saat ini lima kota dan satu kabupaten di Jakarta sudah masuk KLA kategori utama. Harapannya, revisi ini bisa membawa Jakarta ke tingkat paripurna,” kata Iin.

Dukungan dari komunitas juga menjadi bagian penting. Kawan Puan, jaringan komunitas perempuan yang fokus pada perlindungan dan pemberdayaan, menjadi salah satu mitra strategis.

“Kawan Puan telah membantu lebih dari seribu korban kekerasan seksual, bekerja sama dengan 30 mitra LSM, dan memberikan dukungan pendanaan kepada sekitar 450 perempuan,” ujar Co-Founder Kawan Puan, Hannah Al Rashid.

Ia menambahkan, komunitas akar rumput sering menjadi sumber ide-ide inovatif, namun sering kali terbatas oleh jarak antara masyarakat dan pemerintah.

Oleh sebab itu, kemitraan antara komunitas dan pemerintah dinilai penting agar inisiatif dari bawah bisa menjangkau lebih banyak pihak dan berdampak lebih luas.

Melalui sinergi lintas sektor ini, Jakarta menapaki jalan menuju kota yang tidak hanya berkembang secara fisik dan ekonomi, tetapi juga berkelanjutan secara sosial—sebuah kota yang memastikan tidak ada satu pun kelompok yang tertinggal, terutama perempuan, anak, dan kelompok paling rentan.

Baca juga: Ruang Hijau Tidak Cukup, Kota-kota Kita Perlu Diliarkan Kembali

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Guru Besar IPB Soroti Pembalakan liar di Balik Bencana Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Soroti Pembalakan liar di Balik Bencana Banjir Sumatera
Pemerintah
Sumatera Darurat Biodiversitas, Habitat Gajah Diprediksi Menyusut 66 Persen
Sumatera Darurat Biodiversitas, Habitat Gajah Diprediksi Menyusut 66 Persen
Pemerintah
PGE dan PLN Indonesia Power Sepakati Tarif Listrik PLTP Ulubelu
PGE dan PLN Indonesia Power Sepakati Tarif Listrik PLTP Ulubelu
BUMN
Asia Tenggara Termasuk Sumber Utama Gas Rumah Kaca
Asia Tenggara Termasuk Sumber Utama Gas Rumah Kaca
LSM/Figur
Uni Eropa Bakal Perketat Impor Plastik demi Industri Daur Ulang Lokal
Uni Eropa Bakal Perketat Impor Plastik demi Industri Daur Ulang Lokal
Pemerintah
Pakar Soroti Lemahnya Sistem Pemulihan Pascabencana di Indonesia
Pakar Soroti Lemahnya Sistem Pemulihan Pascabencana di Indonesia
LSM/Figur
Banjir Aceh Disebut Jadi Dampak Deforestasi, Tutupan Hutan Sudah Kritis Sejak 15 Tahun Lalu
Banjir Aceh Disebut Jadi Dampak Deforestasi, Tutupan Hutan Sudah Kritis Sejak 15 Tahun Lalu
LSM/Figur
Pengamat: Pengelolaan Air Jadi Kunci Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Pengamat: Pengelolaan Air Jadi Kunci Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Swasta
Vitamin C Bantu Lindungi Paru-paru dari Dampak Polusi Udara
Vitamin C Bantu Lindungi Paru-paru dari Dampak Polusi Udara
LSM/Figur
Panas Ekstrem dan Kelembapan Bisa Berdampak pada Janin
Panas Ekstrem dan Kelembapan Bisa Berdampak pada Janin
LSM/Figur
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Pemerintah
Pakar Kritik Sistem Peringatan Dini di Indonesia, Sarankan yang Berbasis Dampak
Pakar Kritik Sistem Peringatan Dini di Indonesia, Sarankan yang Berbasis Dampak
LSM/Figur
Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan Dirambah untuk Kebun Sawit
Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan Dirambah untuk Kebun Sawit
Pemerintah
Menteri LH Sebut 4,9 Juta Hektar Lahan di Aceh Rusak akibat Banjir
Menteri LH Sebut 4,9 Juta Hektar Lahan di Aceh Rusak akibat Banjir
Pemerintah
Sebulan Pasca-banjir Aceh, Distribusi Logistik Dinilai Belum Merata Ditambah Inflasi
Sebulan Pasca-banjir Aceh, Distribusi Logistik Dinilai Belum Merata Ditambah Inflasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau