Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Panjang AI Butuh Energi 50 Kali Lebih Banyak, Pengguna Perlu Bijak Bertanya

Kompas.com - 24/06/2025, 15:31 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Earth.com

KOMPAS.com - Saat ini banyak orang menggunakan chatbot kecerdasan buatan (AI) dengan sangat santai dan sering mengajukan banyak pertanyaan secara berurutan tanpa memikirkan konsekuensinya.

Padahal setiap jawaban AI membutuhkan listrik. Beberapa jawaban bahkan bisa menghabiskan listrik hingga 50 kali lipat.

Temuan ini disimpulkan peneliti setelah mereka mempelajari dan membandingkan performa serta dampak lingkungan dari 14 model bahasa besar (LLM) yang berbeda.

LLM adalah jenis model AI yang dirancang khusus untuk memahami, menginterpretasi, dan menghasilkan bahasa manusia.

Melansir Earth.com, Minggu (22/6/2025) dalam studi ini peneliti menguji berbagai ukuran model dan berbagai pertanyaan standar di bidang filsafat, sejarah, hukum, aljabar abstrak, dan matematika.

Peneliti juga menghitung penggunaan listrik oleh hardware GPU NVIDIA A100) yang dipakai untuk menjalankan model tersebut.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Baca juga: Pantau Konsumsi Energi AI, IEA Resmikan Observatorium Khusus

Hasilnya, peneliti menemukan LLM yang menghasilkan jawaban sangat panjang atau bertele-tele jauh lebih boros dan memiliki jejak karbon yang signifikan.

Obrolan ekstra itu menghasilkan emisi sebanyak 50 kali lebih banyak per pertanyaan. Jumlah jejak karbon yang dihasilkan bahkan setara dengan menyalakan laptop ukuran sedang selama satu jam hanya untuk satu jawaban.

Sebaliknya, LLM yang memberikan jawaban singkat, padat, dan langsung mengonsumsi daya jauh lebih sedikit.

"Bukan hanya jumlah pertanyaan yang diajukan ke LLM yang berdampak pada lingkungan, tetapi juga bagaimana LLM tersebut memproses pertanyaan-pertanyaan itu," kata Maximilian Dauner, pemimpin studi dari Universitas Sains Terapan Hochschule München.

"Jika LLM menggunakan "pendekatan penalaran eksplisit" yang lebih mendalam dan panjang maka konsumsi energi dan emisi karbonnya akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan LLM yang memberikan respons lebih langsung dan ringkas," terangnya lagi.

Akurasi yang lebih tinggi juga berarti akan lebih banyak emisi. Misalnya jawaban panjang dalam aljabar menyebabkan emisi enam kali lebih banyak daripada jawaban sejarah singkat.

Kaitan antara respons AI yang panjang dan emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi bukanlah hal baru. Ini sudah menjadi topik penelitian sejak beberapa tahun lalu.

Baca juga: Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender

Studi tahun 2019 menemukan bahwa melatih satu model pemrosesan bahasa alami (natural-language model) yang merupakan cikal bakal dari Large Language Models (LLM) yang kita kenal sekarang bisa menghasilkan emisi karbon setara dengan lima penerbangan antar benua.

Sementara proyeksi terkini menunjukkan bahwa AI generatif secara keseluruhan dapat menghabiskan 29,3 terawatt-jam per tahun,

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau