JAKARTA, KOMPAS.com — PT Bank DBS Indonesia menyalurkan skema pembiayaan blended finance pertamanya kepada Adena Coffee, sebuah wirausaha sosial yang fokus pada produksi dan pengelolaan kopi berkelanjutan.
Dukungan ini diberikan karena kesamaan visi dalam menyelesaikan persoalan sosial, khususnya terkait kesejahteraan petani kopi yang kerap terpinggirkan.
“Penerima blended finance harus memiliki tujuan sosial dan berdampak pada lingkungan, sesuai prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Adena Coffee memenuhi semua kriteria itu,” ujar Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika, dalam group interview yang digelar Selasa (24/6/2025).
Baca juga: Adena Coffee Berbagi Strategi Bangun Kopi Berkelanjutan dari Kebun
Adena Coffee saat ini menggandeng lebih dari 2.000 petani di lebih dari 30 desa di wilayah seperti Flores, Gayo, Bali, dan Lintong Nihuta. Mereka berhasil mengekspor kopi lokal ke berbagai negara, seperti Jepang, Prancis, dan Amerika Serikat.
Memahami Blended Finance
Blended finance merupakan strategi pembiayaan yang menggabungkan dana dari berbagai sumber, baik publik, filantropi, maupun swasta untuk mendukung proyek-proyek pembangunan berkelanjutan.
Skema ini dirancang untuk menarik partisipasi sektor swasta, dengan menggunakan dana publik atau filantropi sebagai pendorong awal investasi.
“Berbeda dengan pembiayaan konvensional yang mensyaratkan jaminan, blended finance tidak memerlukannya. Ini cocok untuk wirausaha sosial yang sering belum memiliki agunan,” jelas Mona.
Di DBS, sektor usaha yang bisa mengakses blended finance umumnya sudah pernah menerima hibah dari DBS atau DBS Foundation, telah beroperasi lebih dari dua tahun, dan memiliki laporan keuangan yang sehat.
Setiap penerima blended finance wajib merinci penggunaan dana yang diajukan, sesuai prinsip ESG. Dana pun tidak langsung dicairkan seluruhnya, melainkan bertahap berdasarkan pencapaian.
“Misalnya, ada alokasi khusus untuk pemberdayaan petani, ada yang untuk perluasan lahan, dan ada yang untuk ekspansi bisnis. Semua harus dilaporkan secara terukur,” ujar Mona.
Dengan skema ini, DBS tak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga memastikan bahwa dana digunakan secara efektif untuk menciptakan dampak jangka panjang yang berkelanjutan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya