Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangkau 399 Desa, Wahana Visi Indonesia Akhiri Program FinWASH4UC

Kompas.com, 25 Juni 2025, 21:45 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Wahana Visi Indonesia (WVI) menutup program Financing WASH for Universal Coverage atau disebut FinWASH4UC, sebuah program yang ditujukan untuk memperkuat tata kelola dan sistem pembiayaan sektor air minum dan sanitasi (WASH).

Program yang telah berjalan sejak Maret 2022 di enam kabupaten di dua provinsi di Indonesia ini bertujuan untuk, untuk mendukung pencapaian akses universal yang berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) nomor 6.

Angelina Theodora, Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia menjelaskan selama program dijalankan, FinWASH4UC fokus pada penguatan kelembagaan daerah, pelibatan masyarakat, hingga pengembangan model pembiayaan inklusif kolaborasi lintas sektor dan aktor.

Baca juga: AHY Beberkan Prioritas Pembangunan Keberlanjutan, dari Sanitasi hingga Energi Bersih

Program ini telah berhasil memberi manfaat kepada 373.632 orang di 399 desa dampingannya, sebanyak 367 perangkat desa pengguna SISKEUDES dan 211 pengguna SIPD-RI telah dilatih untuk memperkuat kapasitas dalam perencanaan dan penganggaran layanan air minum dan sanitasi.

“Salah satu capaian utama FinWASH4UC adalah pengembangan Peta Jalan Model Pembiayaan AMS (Air Minum dan Sanitasi). Dokumen ini dipakai untuk mengidentifikasi kesenjangan pendanaan dan mendukung upaya peningkatan cakupan layanan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (24/6/2025).

Angel berharap semua inovasi yang dicapai dalam program FinWASH4UC dapat terus dilanjutkan dan diperluas, sebab akses atas air minum dan sanitasi bukan hanya soal infrastruktur, tetapi soal martabat, kesehatan, dan masa depan yang lebih setara bagi semua orang.

Laras Primasari, Perencana Ahli Muda – Direktorat Perumahan dan Permukiman, Bappenas, menyampaikan bahwa program ini adalah langkah awal menuju Indonesia Emas 2045.

"Kita tidak hanya bicara dokumen perencanaan seperti RPJPN, RPJMN, atau SDGs, tapi juga soal komitmen bersama untuk memastikan layanan dasar air dan sanitasi sebagai hak asasi manusia, dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat,” jelas dia.

Baca juga: Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih

Dengan dukungan dari World Vision US, program ini dijalankan di Ngada, Ende, dan Nagekeo di provinsi Nusa Tenggara Timur, serta Sintang, Melawi, dan Sekadau di provinsi Kalimantan Barat.

program FinWASH4UC juga memfasilitasi harmonisasi perencanaan lintas sektor dan penyediaan data spasial akurat untuk pengambilan keputusan. Seluruh hasil dan pembelajaran ini dikonsolidasikan dalam laporan evaluasi akhir program yang disusun oleh konsultan independen.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Inisiatif Food Waste Breakthrough: Target Potong Setengah Sampah Makanan Kota
Inisiatif Food Waste Breakthrough: Target Potong Setengah Sampah Makanan Kota
Swasta
Telkom University–Cyberport Hong Kong Resmi Bersinergi Dorong Inovasi Digital Global
Telkom University–Cyberport Hong Kong Resmi Bersinergi Dorong Inovasi Digital Global
Swasta
Perlu 1 Miliar Hektar untuk Penuhi Janji Iklim
Perlu 1 Miliar Hektar untuk Penuhi Janji Iklim
LSM/Figur
CDP: Bisnis Proyeksikan Kerugian 420 Miliar Dolar AS Akibat Risiko Cuaca Ekstrem
CDP: Bisnis Proyeksikan Kerugian 420 Miliar Dolar AS Akibat Risiko Cuaca Ekstrem
Swasta
Muhammadiyah Luncurkan Pesantren Eco-Saintek, yang Integrasi Pendidikan dan Lingkungan
Muhammadiyah Luncurkan Pesantren Eco-Saintek, yang Integrasi Pendidikan dan Lingkungan
LSM/Figur
Krisis Nutrisi akibat Iklim: Tanaman Makin Berkalori, Kita Makin Rentan
Krisis Nutrisi akibat Iklim: Tanaman Makin Berkalori, Kita Makin Rentan
LSM/Figur
Saat Kebun Harus Beradaptasi
Saat Kebun Harus Beradaptasi
Pemerintah
Empat Miskonsepsi Besar Soal Nikel dan Kendaraan Listrik di Indonesia
Empat Miskonsepsi Besar Soal Nikel dan Kendaraan Listrik di Indonesia
LSM/Figur
Panduan Global Baru Diluncurkan, Bantu Pembuat Kebijakan Pahami Krisis Iklim
Panduan Global Baru Diluncurkan, Bantu Pembuat Kebijakan Pahami Krisis Iklim
Pemerintah
Di Balik Panja AMDK: Krisis Penyediaan Air Minum dan Isu Lingkungan yang Terabaikan
Di Balik Panja AMDK: Krisis Penyediaan Air Minum dan Isu Lingkungan yang Terabaikan
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Udara di 18 Kota, Jakarta Pusat Catat Konsentrasi Tertinggi
Mikroplastik Cemari Udara di 18 Kota, Jakarta Pusat Catat Konsentrasi Tertinggi
LSM/Figur
MA Ungkap, Hakim Bersertifikasi Lingkungan Kunci Atasi Anti-SLAPP
MA Ungkap, Hakim Bersertifikasi Lingkungan Kunci Atasi Anti-SLAPP
Pemerintah
COP30: Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Fraud Perdagangan Karbon
COP30: Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Fraud Perdagangan Karbon
Pemerintah
Pulau Buru Maluku Ditetapkan Jadi Kawasan Konservasi Baru Penyu Belimbing
Pulau Buru Maluku Ditetapkan Jadi Kawasan Konservasi Baru Penyu Belimbing
Pemerintah
Timbal Ditemukan dalam Darah Ibu Hamil dan Anak, Ini Sumber Utamanya
Timbal Ditemukan dalam Darah Ibu Hamil dan Anak, Ini Sumber Utamanya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Tentang

Fitur Apresiasi Spesial dari pembaca untuk berkontribusi langsung untuk Jurnalisme Jernih KOMPAS.com melalui donasi.

Pesan apresiasi dari kamu akan dipublikasikan di dalam kolom komentar bersama jumlah donasi atas nama akun kamu.

Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan yang berisi konten ofensif, diskriminatif, melanggar hukum, atau tidak sesuai etika dapat dihapus tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau