Dari total potensi tersebut, sekitar 600 GW adalah proyek PSH, sementara 475 GW adalah proyek tenaga air konvensional.
Lebih lanjut, pertumbuhan pesat di sektor tenaga air, baik dalam bentuk PSH maupun hidro konvensional, terjadi karena dua alasan utama.
Pertama adalah meningkatnya kebutuhan dan dorongan untuk solusi penyimpanan listrik serta peran pembangkit listrik tenaga air konvensional dalam menyediakan energi bersih yang stabil dan berkontribusi pada pembangunan sistem energi yang rendah karbon secara keseluruhan.
"Seiring dengan terus tumbuhnya pasar energi terbarukan, tenaga air penyimpanan pompa memainkan peran yang makin penting dalam memastikan fleksibilitas dan stabilitas sistem," ungkap Eddie Rich, CEO IHA.
Baca juga: China Akan Miliki PLTA Terbesar di Dunia, Kalahkan Rekornya Sendiri
"Pada saat yang sama, bagi banyak wilayah, peningkatan tenaga air konvensional tetap menjadi prioritas untuk mencapai tujuan iklim dan pembangunan global. Dalam menghadapi meningkatnya volatilitas iklim, kita harus membangun tidak hanya sistem energi bersih, tetapi juga sistem yang tangguh," tambahnya.
Sementara itu, dalam hal pengembangan tenaga air di berbagai wilayah, China tetap menjadi yang terdepan atau pemimpin.
Pada tahun 2024, China menambahkan kapasitas pembangkit listrik tenaga air sebesar 14,4 Gigawatt.
Dari 14,4 GW kapasitas yang ditambahkan China, lebih dari 7,2 GW adalah PSH.
Penambahan kapasitas ini berada di jalur yang tepat dalam mencapai tujuan China yakni untuk mencapai 120 Gigawatt kapasitas PSH pada 2030.
Tahun 2024 juga tahun yang sangat penting atau bersejarah bagi energi terbarukan di Eropa karena kombinasi dari hidro, angin, dan surya menjadi sumber utama pasokan listrik di Uni Eropa
Kinerja ini didorong oleh curah hujan yang luar biasa tinggi sehingga produksi listrik dari tenaga air melonjak hingga mencapai 680 Terawatt-jam (TWh). Angka ini adalah yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.
Sedangkan Afrika juga tengah mengalami lonjakan signifikan dalam penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga air pada tahun 2024, melebihi dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Meskipun tenaga air sudah menyumbang 20 persen dari listrik benua, potensi pengembangannya masih sangat besar, dengan hanya sekitar 11 persen dari total potensi 600 GW yang sudah dimanfaatkan.
Munculnya gelombang baru proyek, terutama yang digerakkan oleh pengembang swasta, menunjukkan masa depan yang cerah untuk energi hidro sebagai bagian krusial dari sistem energi Afrika yang berkembang.
Baca juga: Ironi Energi: Emisi Pecahkan Rekor meskipun Energi Terbarukan Melonjak
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya