JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta Indonesia mengekspor tambang ke negaranya usai memberlakukan tarif impor 19 persen.
Menurut Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, pemerintah bisa saja mengekspor produk olahan tembaga ke AS untuk mendapatkan keuntungan dari hillirisasi.
"Kalau misalnya produk hilirisasi dari tembaga, produk turunannya berupa tembaga olahan saya kira enggak apa-apa. Tetapi kalau yang diminta bijih tembaga akan mengganggu hilirisasi pemerintah," kata Fahmy saat dihubungi, Kamis (17/7/2025).
Dia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki banyak sumber tembaga, yang selama ini hanya dieskpor dalam bentuk bijih sehingga nilai tambahnya rendah. Oleh sebab itu, pemerintah perlu tegas menolak jika AS meminta ekspor konsentrat tembaga.
Baca juga: Permintaan Tembaga Diprediksi Melonjak, Tapi Pasokan Terbatas
"Pemerintah harus bertahan tetap akan mengekspor tembaga hasil dari hilirisasi tembaga. Jangan kemudian diikuti semua yang diminta Amerika karena dapat (tarif impor) 19 persen," tutur dia.
Fahmy mengakui, Indonesia sudah siap melakukan hilirisasi tembaga dengan fasilitas smelter yang ada salah satunya milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur.
Kendati begitu, ekosistem industri dari hulu hingga hilir belum sepenuhnya terbentuk karena hilirisasinya baru menghasilkan produk turunan kedua atau ketiga.
"Nikel, misalnya, dari hulunya bijih nikel lalu ujungnya adalah baterai mobil listrik dan mobil listrik. Nah itu akan membentuk ekosistem industrialisasi, mestinya tembaga harus menghasilkan itu," jelas Fahmy.
Ia lalu mengingatkan potensi tekanan dari Amerika Serikat, terutama terkait kepentingan mereka terhadap ekspor konsentrat tembaga melalui Freeport.
Baca juga: Trump Beri Tarif 19 Persen untuk RI, Apakah Borong Migas AS Rp 251 T Worth It?
"Kalau itu (ekspor bijih) dilakukan saya kira kemunduran bagi Indonesia karena sudah punya smelter yang cukup besar di Gresik. Kalau kemudian produknya semua di ekspor Amerika investasi untuk smelter di Gresik itu akan tidak ada gunanya," ujar Fahmy.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Trump sempat memuji produk tembaga dari Indonesia yang berkualitas tinggi. Dia menyampaikan, AS akan diberikan akses untuk produk mineral tersebut.
Trump juga menyampaikan bakal lebih banyak memakai tembaga dari Indonesia
Menanggapi hal tersebut, Direktur Hilirisasi Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rizwan Aryadi Ramdhan, menyatakan pihaknya mendorong agar ekspor tembaga ke AS tetap dalam bentuk produk hasil hilirisasi.
"Secara bersama-sama itu kami menyusun kebijakan yang pro hilirisasi. Jadi (kami) tidak ekspor dalam keadaan mentah. Kami mendukung untuk fasilitas proses produksinya di dalam negeri," sebut Rizwan, Rabu (16/7/2025).
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya