Lebih lanjut, ban yang digunakan dalam balapan juga telah berubah, kini terbuat dari karet alam bersertifikat yang bersumber dari hutan lestari.
Pirelli, pemasok ban Formula 1, juga mendaur ulang semua ban setelah setiap balapan, menggunakan 100 persen energi terbarukan dalam proses produksi, dan mengandalkan perangkat desain virtual untuk mengurangi limbah selama pengembangan.
Baca juga: Industri Olahraga Dukung Pengukuran Karbon yang Akurat
Event balapan F1 juga berhasil menurunkan emisi sebesar 12 persen, di mana sirkuit memanfaatkan energi bersih. Namun total emisi dari seluruh balapan sedikit naik karena bertambahnya acara.
Kendati demikian F1 mengakalinya dengan melakukan penjadwalan balapan yang lebih cerdas untuk mengurangi kebutuhan perjalanan jarak jauh.
Kalender balapan yang lebih efisien yang akan dimulai pada tahun 2026 juga diharapkan akan mendorong peningkatan pengurangan emisi yang lebih besar lagi.
Ellen Jones, Kepala ESG (Environmental, Social, and Governance) di Formula 1, mengatakan bahwa hasil ini adalah buah dari kerja keras seluruh pihak dalam olahraga ini selama bertahun-tahun.
"Setiap bagian dari Formula 1 harus berpikir secara berbeda dan bertindak lebih berkelanjutan," katanya.
Seiring dengan pertumbuhan Formula 1 sebagai olahraga global, mereka menunjukkan bahwa mengurangi emisi tidak harus mengorbankan performa atau ekspansi.
Dengan perubahan yang sudah berjalan dan yang akan datang, olahraga ini bertujuan untuk mencapai target Net Zero pada akhir dekade ini. Dan dalam prosesnya, F1 mungkin dapat membantu membentuk cara berpikir industri lain tentang keberlanjutan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya