Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

70 Tahun Tumbuh Bersama Indonesia, Kawan Lama Group Berdayakan Perajin Tenun Iban di Kapuas Hulu

Kompas.com - 07/08/2025, 18:18 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

“Ibu-ibu senang sekali. Selain mendapatkan bimbingan teknis, mereka juga mendapatkan akses untuk menjual karyanya. Dulu, ibu-ibu harus berebut jika ada pembeli yang datang. Sekarang, karya mereka bisa dipasarkan dan menjangkau konsumen yang lebih luas.”

Tenun Iban sebagai jati diri

Salah satu perajin Tenun Iban di Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kalbar, Anastasia Cangke (37), mengatakan bahwa Tenun Iban bukan sekadar kain, melainkan jati diri masyarakat Dayak Iban.

Menurutnya, tenun memiliki makna mendalam dalam setiap aspek kehidupan suku Dayak Iban. Pasalnya, setiap momen penting masyarakat Dayak Iban selalu melibatkan kain tenun, mulai saat gawai (pesta adat) hingga upacara adat.

“Kalau tenun hilang, kami sebagai orang Iban pun hilang identitasnya. Karena itu, kami usahakan tenun ini tidak boleh hilang sampai kapan pun,” katanya tegas.

Motif tenun, kata Anastasia, juga memiliki aturan sakral tersendiri. Menurutnya, beberapa motif yang menggambarkan makhluk hidup tidak boleh sembarangan.

Misalnya, penenun yang masih muda atau belum berpengalaman dilarang menggambar motif manusia atau buaya. Ada tahapan dan syarat spiritual yang harus dipenuhi agar motif tersebut bisa diturunkan.

Menurutnya, penenun yang masih pemula atau belum berpengalaman dilarang untuk menggambar motif yang bernyawa.

“Motif-motif seperti itu hanya boleh dikerjakan penenun yang sudah ‘naik tingkat’,” tuturnya.

Sementara itu, Lia Wandira (21) mengaku sudah mengenal tenun sejak usia 12 tahun. Ia belajar secara otodidak dari ibunya.

Lia menilai, ikatan antara tenun dan perempuan Iban sangat erat, seperti ibu dan anak. Ketika seseorang mengaku sebagai orang Iban, orang akan berpikir bahwa perempuan Iban pasti bisa menenun.

“Oleh karena itu, tenun menjadi identitas sekaligus simbol keahlian seorang perempuan Dayak Iban,” kata Lia.

Lia mengaku telah menghasilkan sekitar 10 kain tenun besar. Hasil karyanya belum termasuk selendang kecil yang sering langsung terjual.

Tenun yang paling memuaskan baginya adalah Tenun Sidan. Menurutnya, tenun ini memiliki warna dan motif yang bagus sehingga memotivasi untuk menyelesaikannya.

Selain menenun, mahasiswi Sastra Inggris ini juga mengajar seni tenun dan tari di Rumah Betang. Ini dilakukan untuk memastikan pengetahuan dan keterampilan tradisional tidak terputus.

Tak berhenti di situ, ia juga memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan kekayaan budayanya. Ia sering menyiarkan kegiatan adat di media sosial, seperti kehidupan masyarakat adat dan ritual adat. Kontennya di YouTube mencakup perayaan Gawai dan Tahun Baru.

Lia berkisah, konten yang dibuatnya mendapatkan respons positif, terutama dari pemirsa di Malaysia. Ini pun mendorongnya semakin bersemangat untuk mendokumentasikan kehidupan di kampungnya lebih banyak.

“Saya ingin orang luar tahu tentang tenun kami melalui tangan anak-anak muda Dayak Iban sendiri. Saya wujudkan itu lewat konten media sosial,” ungkapnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Sungai di Jakarta Tercemar Berat, 95 Persen Limbah Rumah Tangga Belum Terkelola
Sungai di Jakarta Tercemar Berat, 95 Persen Limbah Rumah Tangga Belum Terkelola
Pemerintah
Dampak Perubahan Iklim Meluas, DPR Dorong Pengesahan RUU EBT
Dampak Perubahan Iklim Meluas, DPR Dorong Pengesahan RUU EBT
Pemerintah
Kemenhut Sebut 333.687 Hektare Lahan Ditetapkan Jadi Hutan Adat
Kemenhut Sebut 333.687 Hektare Lahan Ditetapkan Jadi Hutan Adat
Pemerintah
169 Reptil Dilindungi Hendak Dijual, Ada Sanca hingga Biawak
169 Reptil Dilindungi Hendak Dijual, Ada Sanca hingga Biawak
Pemerintah
Dukung Akses Kesehatan Nasional, Mitra Keluarga Cibubur Hadirkan Pelayanan Medis Ramah Keluarga dengan Wajah Baru
Dukung Akses Kesehatan Nasional, Mitra Keluarga Cibubur Hadirkan Pelayanan Medis Ramah Keluarga dengan Wajah Baru
Swasta
Ampuh Usir Gajah, Sereh Kini Digagas untuk Ekonomi Warga
Ampuh Usir Gajah, Sereh Kini Digagas untuk Ekonomi Warga
LSM/Figur
Penurunan Terumbu Karang di Great Barrier Reef Terburuk dalam 40 Tahun Terakhir
Penurunan Terumbu Karang di Great Barrier Reef Terburuk dalam 40 Tahun Terakhir
Pemerintah
Badan Cuaca PBB Sebut Suhu Ekstrem Pecahkan Rekor di Seluruh Dunia
Badan Cuaca PBB Sebut Suhu Ekstrem Pecahkan Rekor di Seluruh Dunia
Pemerintah
Bakti BCA Kembangkan Rumah Pangan Hidup, Wujudkan Desa Wisata Berkelanjutan
Bakti BCA Kembangkan Rumah Pangan Hidup, Wujudkan Desa Wisata Berkelanjutan
Swasta
Bagaimana Krisis Iklim Bikin Gajah dan Manusia Bertengkar? Ahli Jelaskan
Bagaimana Krisis Iklim Bikin Gajah dan Manusia Bertengkar? Ahli Jelaskan
LSM/Figur
Dukung Pembiayaan Berkelanjutan, Bank DBS Indonesia Ambil Peran sebagai ESG Coordinator
Dukung Pembiayaan Berkelanjutan, Bank DBS Indonesia Ambil Peran sebagai ESG Coordinator
BrandzView
Akademisi UI: Pembangunan di Pulau Padar Harus Ikut Danai Konservasi
Akademisi UI: Pembangunan di Pulau Padar Harus Ikut Danai Konservasi
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Kian Sering Batalkan Acara Besar
Cuaca Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Kian Sering Batalkan Acara Besar
Pemerintah
Ahli Peringatkan, Pembangunan Pulau Padar Picu Erosi dan Ancam Komodo
Ahli Peringatkan, Pembangunan Pulau Padar Picu Erosi dan Ancam Komodo
Pemerintah
Benarkah Harimau Merasa “Ketagihan” Memangsa Manusia ketimbang Satwa?
Benarkah Harimau Merasa “Ketagihan” Memangsa Manusia ketimbang Satwa?
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau