Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan AI, Kerugian Infrastruktur karena Bencana Alam Bisa Berkurang 15 Persen

Kompas.com - 12/08/2025, 19:28 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber esgdive

KOMPAS.com - Laporan dari Deloitte menunjukkan bencana alam telah menyebabkan kerugian rata-rata hampir 200 miliar dolar AS per tahun terhadap infrastruktur di seluruh dunia selama 15 tahun terakhir.

Laporan tersebut memproyeksikan kerugian itu bisa meningkat menjadi sekitar 460 miliar dolar AS pada tahun 2050.

Laporan itu juga menyatakan bahwa perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana-bencana ini, yang berujung pada kerugian yang lebih tinggi.

Namun, Jennifer Steinmann, pemimpin Bisnis Keberlanjutan Global Deloitte mengungkapkan investasi kecerdasan buatan (AI) bisa menjadi salah satu solusi mengurangi kerugian tersebut.

"Berinvestasi dalam AI memiliki potensi jangka pendek terbesar untuk membantu mengurangi kerusakan akibat badai, termasuk siklon tropis, tornado, badai petir, hujan es, dan badai salju," katanya seperti dikutip dari ESG Dive, Senin (11/8/2025).

“Bencana alam ini merupakan penyebab terbesar kerugian infrastruktur, karena frekuensinya yang tinggi, jangkauan geografis yang luas, dan intensitasnya yang semakin meningkat,” paparnya lagi.

Baca juga: Bencana Alam Sebabkan Kerugian Ekonomi 135 Miliar Dolar AS di Paruh Pertama 2025

Laporan tersebut memaparkan aplikasi AI seperti pemeliharaan prediktif (predictive maintenance) dan kembaran digital (digital twins) dapat mencegah 15 persen dari kerugian infrastruktur yang diproyeksikan akibat bencana alam.

Ini termasuk kerugian pada jaringan listrik, sistem air, dan infrastruktur transportasi, yang setara dengan penghematan sebesar 70 miliar dolar AS secara global pada tahun 2050.

Aplikasi ini juga dapat membantu perencana kota merancang infrastruktur yang lebih tangguh.

“Berinvestasi dalam AI dapat membantu mengurangi frekuensi atau mempersingkat pemadaman listrik, mempercepat pemulihan sistem setelah badai, atau mengurangi jumlah jalan dan jembatan yang rusak atau tidak dapat digunakan,” terang Steinmann.

Kesimpulan tersebut didapat berdasarkan studi kasus empiris, pemodelan risiko probabilistik, dan perkiraan ekonomi untuk menunjukkan bagaimana AI dapat membantu memperkuat infrastruktur sehingga bisa merencanakan, menanggapi, dan pulih lebih cepat dari bencana alam.

Baca juga: Akademisi UGM: Perubahan Iklim dan Manusia Jadi Pemicu Keringnya Sungai Eufrat

Lebih lanjut, Steinmann mengungkapkan pada saat yang sama pemimpin harus berinvestasi dalam membangun infrastruktur digital dan data yang diperlukan, mendorong kolaborasi antar-sektor, dan membantu memastikan akses ke data berkualitas tinggi.

Hal ini bertujuan agar mereka dapat memaksimalkan efektivitas alat AI dalam tiga fase siklus hidup infrastruktur, yaitu perencanaan, penanggulangan, dan pemulihan.

Sementara itu, kota-kota dapat mengatasi keterbatasan sumber daya dengan bekerja sama dengan pemangku kepentingan sektor swasta dan lembaga penelitian.

Kota juga bisa fokus pada solusi yang lebih hemat biaya, namun memberikan manfaat yang terukur dan terbukti, seperti sistem peringatan dini bertenaga AI.

"Memulai dengan proyek percontohan yang fokus pada satu jenis bahaya seperti badai dan bekerja sama langsung dengan perusahaan swasta atau pusat penelitian, dapat membantu membuktikan manfaat AI dan mendorong adopsi yang lebih luas," kata Steinmann.

Bank pembangunan, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan diketahui juga semakin gencar mendorong strategi pengurangan risiko yang didukung AI. Dorongan ini diberikan melalui model pembiayaan yang fleksibel dan dana inovasi.

Baca juga: Mengapa Kita Perlu Serius Memikirkan Audit AI

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SPKLU Masih Langka, 23 Persen Pengguna Mobil Listrik Minta Penambahan dan Perbaikan
SPKLU Masih Langka, 23 Persen Pengguna Mobil Listrik Minta Penambahan dan Perbaikan
Swasta
Setidaknya 1 dari 8 Bulan Berjalan 2025, Udara Jabodetabek Tak Layak Hirup
Setidaknya 1 dari 8 Bulan Berjalan 2025, Udara Jabodetabek Tak Layak Hirup
Pemerintah
September 2025, Derawan Bakal Punya Senjata Baru Lawan Sampah
September 2025, Derawan Bakal Punya Senjata Baru Lawan Sampah
LSM/Figur
METI Jadi Motor Penggerak Ekonomi Hijau, Kolaborasi Kunci Transisi Energi di Indonesia
METI Jadi Motor Penggerak Ekonomi Hijau, Kolaborasi Kunci Transisi Energi di Indonesia
LSM/Figur
40 Kendaraan Berat Tak Lulus Uji Emisi, Kena Denda hingga Rp 16 Juta
40 Kendaraan Berat Tak Lulus Uji Emisi, Kena Denda hingga Rp 16 Juta
Pemerintah
Studi: Pajak Karbon Kadang Bukan untuk Iklim, Cuma Demi Cuan
Studi: Pajak Karbon Kadang Bukan untuk Iklim, Cuma Demi Cuan
Pemerintah
Dampak Kekeringan pada Pohon Minim, tapi Perubahan Iklim Tingkatkan Angka Kematiannya
Dampak Kekeringan pada Pohon Minim, tapi Perubahan Iklim Tingkatkan Angka Kematiannya
Pemerintah
Plastik Rusak Lingkungan, tapi Subsidinya Diprediksi Naik 150 Miliar Dollar AS
Plastik Rusak Lingkungan, tapi Subsidinya Diprediksi Naik 150 Miliar Dollar AS
Swasta
PLN Siapkan SPKLU Besar, Bisa Tampung 20 Mobil Listrik
PLN Siapkan SPKLU Besar, Bisa Tampung 20 Mobil Listrik
Pemerintah
Hanya Sedikit Orang Indonesia Beli Mobil Listrik Demi Atasi Perubahan Iklim
Hanya Sedikit Orang Indonesia Beli Mobil Listrik Demi Atasi Perubahan Iklim
Pemerintah
Pertamina Akselerasi Produksi Avtur Berkelanjutan
Pertamina Akselerasi Produksi Avtur Berkelanjutan
BUMN
Tambang Emas Ilegal Rusak 1 Hektare Hutan Produksi di Sulteng
Tambang Emas Ilegal Rusak 1 Hektare Hutan Produksi di Sulteng
Pemerintah
Busa Kembali Muncul, DLH DKI Siram Mikroba ke Sungai BKT
Busa Kembali Muncul, DLH DKI Siram Mikroba ke Sungai BKT
Pemerintah
Berbagi untuk Kemanusiaan, JNE dan TIKI Salurkan Mobil Ambulans untuk Warga Makasar Jaktim
Berbagi untuk Kemanusiaan, JNE dan TIKI Salurkan Mobil Ambulans untuk Warga Makasar Jaktim
Swasta
Kemenhut Bakal Wajibkan Asuransi Premium bagi Pendaki Gunung Rinjani
Kemenhut Bakal Wajibkan Asuransi Premium bagi Pendaki Gunung Rinjani
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau