Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Produktivitas Global Hingga 1,5 Triliun Dolar AS

Kompas.com, 22 September 2025, 16:54 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam 25 tahun ke depan, dampak kesehatan yang disebabkan oleh iklim dapat mengakibatkan hilangnya produktivitas lebih dari 1,5 triliun dolar AS akibat penyakit-penyakit yang terkait dengan iklim.

Hal ini mengacu pada laporan terbaru dari World Economic Forum yang mengevaluasi dampak kesehatan akibat iklim di empat sektor ekonomi paling terdampak yakni makanan dan pertanian, lingkungan binaan, kesehatan dan layanan kesehatan, serta asuransi.

Perkiraan kerugian 1,5 triliun dolar AS tersebut hanya mencakup tiga sektor pertama dalam skenario menengah, menunjukkan bahwa beban kerugian pada ekonomi global bisa jauh lebih besar.

Laporan berjudul "Building economic resilience to the health impacts of climate change" ini dikembangkan bersama Boston Consulting Group (BCG).

Laporan ini pun mendesak perusahaan untuk segera bertindak untuk melindungi kesehatan karyawan, membangun ketahanan operasional, dan menjaga produktivitas. Langkah ini penting sebelum biaya adaptasi terhadap iklim menjadi tidak terkendali.

Baca juga: Badan PBB Ingatkan Perubahan Iklim Bakal Terus Picu Banjir dan Badai

Hasil temuan laporan juga menyoroti bahwa beradaptasi dengan panas ekstrem, penyakit menular, dan risiko kesehatan lain yang dipercepat oleh perubahan iklim, kini menjadi keharusan strategis bagi bisnis.

"Kita memasuki era di mana melindungi kesehatan pekerja terbukti penting untuk kelangsungan bisnis dan ketahanan jangka panjang. Setiap tahun kita menunda mengintegrasikan ketahanan ke dalam keputusan bisnis, risiko terhadap kesehatan manusia dan produktivitas akan meningkat, dan biaya adaptasi pun akan terus naik," kata Eric White, Kepala Divisi Ketahanan Iklim di World Economic Forum, dikutip dari Eco Business, Senin (22/9/2025).

Analisis ini tidak hanya menunjukkan gangguan yang terjadi bersamaan, tetapi juga menyoroti kerentanan khusus tiap sektor.

Dampak kesehatan iklim di sektor makanan dan pertanian berpotensi mengakibatkan kerugian produksi senilai 740 miliar dolar AS, yang akan berdampak serius pada ketahanan pangan global.

Di sektor lingkungan binaan, dampak kesehatan yang sama diperkirakan akan menyebabkan kerugian produktivitas sebesar 570 miliar dolar AS.

Sektor kesehatan dan layanan kesehatan berisiko kehilangan produktivitas senilai 200 miliar dolar AS akibat penyakit terkait iklim yang menyerang para pekerjanya.

Sementara itu, meningkatnya tingkat penyakit akibat iklim pada masyarakat luas bisa memperburuk tekanan pada permintaan layanan kesehatan.

Di sisi lain, industri asuransi diproyeksikan akan mengalami lonjakan tajam dalam klaim terkait kesehatan akibat iklim.

“Saat suhu naik, jutaan pekerjaan menjadi lebih berbahaya, atau bahkan hilang sepenuhnya. Hal ini mendorong keluarga-keluarga jatuh lebih dalam ke jurang kemiskinan, serta mengubah tempat dan cara hidup masyarakat agar bisa berkembang," papar Naveen Rao, Wakil Presiden Bidang Kesehatan dari Rockefeller Foundation.

"Laporan ini berfungsi sebagai peringatan bagi semua bisnis untuk bertindak segera dan membuat operasional mereka siap menghadapi masa depan," katanya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau