Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transisi Energi Inkonsisten, Komitmen Iklim Indonesia Dipertanyakan

Kompas.com, 22 September 2025, 13:43 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Setelah satu dekade Perjanjian Paris, Indonesia masih berencana menaikkan produksi energi fosil hingga 2030.

Laporan terbaru Production Gap Report 2025 yang diterbitkan Stockholm Environment Institute (SEI), Climate Analytics, dan International Institute for Sustainable Development (IISD) menyoroti inkonsistensi kebijakan ini.

Produksi energi fosil Indonesia diproyeksikan melonjak 65 persen pada 2030 dibanding tingkat produksi 2023. Padahal, Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan target ambisius 100 persen energi terbarukan pada 2035.

Pemerintah berdalih peningkatan produksi dibutuhkan untuk swasembada energi. Namun langkah ini membuat komitmen iklim Indonesia dipertanyakan.

Di sisi lain, pemerintah juga belum menyerahkan dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru. Dokumen terakhir diperbarui pada 2022, dengan target menurunkan emisi 32 persen pada 2030 lewat upaya sendiri, atau 43 persen dengan bantuan internasional.

Program and Policy Manager CERAH, Wicaksono Gitawan, mendesak pemerintah segera menyampaikan Second NDC (SNDC) kepada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Menurutnya, SNDC harus lebih ambisius agar sejalan dengan komitmen energi terbarukan 100 persen.

“Keterlambatan Indonesia untuk memberikan dokumen SNDC terbaru pada Februari lalu berisiko menurunkan kredibilitas di mata global. Kami berharap pemerintah tidak kembali melewati tenggat waktu baru, yakni akhir September, yang diberikan UNFCCC, karena SNDC bukan sekedar dokumen, namun bukti keseriusan pemerintah untuk menurunkan emisi dan mempercepat transisi energi,” ujar Wicaksono.

Baca juga: Akses Listrik di Asia-Pasifik Hampir Merata, tapi Transisi Energi Bersih Terhambat

Tren global serupa

Inkonsistensi bukan hanya di Indonesia. Laporan yang sama menunjukkan, negara-negara produsen besar dunia juga merencanakan lonjakan produksi fosil hingga 2030, 120 persen lebih tinggi dari jalur 1,5 derajat Celsius.

Produksi agregat batu bara pada 2030 diperkirakan 7 persen lebih tinggi dibanding proyeksi 2023. Sementara gas naik 5 persen. Rencana produksi batu bara, minyak, dan gas dari 20 negara produsen terbesar, termasuk Indonesia, secara kolektif menyumbang sekitar 80 persen energi fosil global.

“Pada 2023, pemerintah dunia mengakui perlunya meninggalkan energi fosil untuk mengurangi krisis iklim, sebuah kewajiban yang kini juga ditekankan Mahkamah Internasional. Namun laporan ini menunjukkan, meski telah menyatakan komitmennya untuk bertransisi ke energi bersih, banyak negara justru merencanakan peningkatan produksi dibandingkan dua tahun lalu,” tutur Direktur Program Kebijakan Iklim di Pusat SEI Amerika Serikat, Derik Broekhoff.

Seruan transisi adil

Penghentian ekspansi produksi fosil dinilai penting masuk ke dalam NDC terbaru semua negara, termasuk Indonesia. Direktur Program Transisi Energi yang Adil SEI, Emily Ghosh, meminta pemerintah menyusun kebijakan yang terkoordinasi agar transisi ke energi terbarukan berjalan adil dan cepat.

Ia menekankan pentingnya mengalihkan investasi dari fosil ke energi terbarukan serta menegaskan komitmen pada Konferensi Iklim Ke-30 PBB (COP30).

“Pada COP30, pemerintah harus berkomitmen memperluas energi terbarukan, mengelola permintaan energi, dan melaksanakan transisi yang berpusat pada masyarakat agar kita kembali pada jalur Perjanjian Paris. Tanpa komitmen ini, dan jika kita terus menunda langkah mitigasi, akan berdampak pada meningkatnya emisi dan memperburuk dampak iklim pada kelompok masyarakat yang paling rentan,” ucapnya.

Baca juga: Energi Bersih Diperkirakan Gantikan 75 Persen Kebutuhan Bahan Bakar Fosil

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Pemerintah
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Swasta
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau