Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grand Indonesia Pasang PLTS Atap Terbesar di Jakarta untuk Bangunan Komersial

Kompas.com, 25 September 2025, 08:33 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat perbelanjaan Grand Indonesia memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap berkapasitas 1,4 megawatt peak (MWp). Kapasitas PLTS tersebut merupakan yang terbesar di Jakarta Pusat.

PLTS itu menghasilkan energi listrik sebesar 1,7 juta kilowatt hour (kWh) per tahun. Pemasangan PLTS tersebut berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar lebih dari 1.500 ton CO2 atau setara dengan menanam pohon sebanyak 52.960 pohon.

"Grand Indonesia berkomitmen terhadap lingkungan pembangunan berkelanjutan dalam meminimalisir perubahan iklim dan tentunya menjaga kelestarian bumi," ujar Head of Corporate Communications Grand Indonesia, Annisa Hazarini di Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Menurut Annisa, pemasangan PLTS itu merupakan bagian dari program jangka panjang dalam upaya menjadikan kompleks Grand Indonesia sebagai destinasi ramah lingkungan.

"Jadi, masyarakat dapat berbelanja, bekerja, tinggal, menginap, bersantai sambil berkontribusi dalam inisiatif berkelanjutan," tutur Annisa.

Total kapasitas listrik yang terpasang di Grand Indonesia mencapai 21.500 KVA. Dengan adanya PLTS atap berkapasitas 1,4 MW peak, Grand Indonesia mampu mengurangi penggunaan listrik sebesar 2 persen dari total yang terpasang.

Baca juga: Proyek PLTS untuk Koperasi Merah Putih, IESR Ingatkan Risiko Mangkrak

Grand Indonesia memasang PLTS itu dengan menggandeng iForte Energi Nusantara. Sebagai mitra teknis utama, iForte Energi Nusantara mengerjakan perencanaan, desain, instalasi, hingga pemeliharaan PLTS di Grand Indonesia.

iForte Energi Nusantara menargetkan membangun total kapasitas PLTS terpasang sebesar 100 MWp. Jika terwujud, maka iForte Energi Nusantara dapat mengurangi emisi GRK lebih dari 114.000 ton CO2 per tahun.

"Ini nantinya akan setara dengan menanam kurang lebih 2,5 juta pohon," ujar Presiden Direktur iForte Energi Nusantara, Mohamad Iwan.

PLTS atap di bangunan komersial

Hingga saat ini, kapasitas PLTS terpasang di Jakarta sudah mencapai 34 MWp. Capaian tersebut sudah melampaui target 25 MWp untuk tahun 2025.

Kepala Bidang Energi Provinsi DKI Jakarta, Andono Warih mengatakan, Grand Indonesia berkontribusi dalam pelampauan target kapasitas PLTS terpasang.

Ia mengungkapkan, kapasitas PLTS atap terpasang di Grand Indonesia sebenarnya terbesar di Jakarta untuk kategori bangunan komersial.

"Bahwasanya kapasitas 1,4 MWp hanya terbesar di Jakarta Pusat. Saya bisa informasi ini, sebetulnya untuk sektor buildings commersial ini di Jakarta yang terbesar adalah yang di sini (Grand Indonesia). Ada memang yang lebih besar dari Grand Indonesia, ada di angka 1,5 MWp kemudian 2,0 MWp, tetapi itu sektor industri, manufaktur," ucapnya.

Baca juga: Kemdiktisaintek-ESDM Dorong Kemandirian Energi RI lewat PLTS 100 GW

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Krisis Air Bersih, KLH Kirim 10.000 Galon dan Alat Penjernih ke Aceh
Krisis Air Bersih, KLH Kirim 10.000 Galon dan Alat Penjernih ke Aceh
Pemerintah
Ahli Lingkungan Sebut Perubahan Iklim Langgar Hak Asasi Manusia
Ahli Lingkungan Sebut Perubahan Iklim Langgar Hak Asasi Manusia
Pemerintah
Pasar Inverter Surya Global Diprediksi Turun Selama Dua Tahun ke Depan
Pasar Inverter Surya Global Diprediksi Turun Selama Dua Tahun ke Depan
Swasta
Peneliti Ungkap Krisis Iklim Tentukan Nasib Tempat Tinggal Kita
Peneliti Ungkap Krisis Iklim Tentukan Nasib Tempat Tinggal Kita
Pemerintah
Kapasitas Produksi Etanol Masih Rendah,  Akademisi ITB Soroti Wacana BBM E10
Kapasitas Produksi Etanol Masih Rendah, Akademisi ITB Soroti Wacana BBM E10
Pemerintah
Siklon Tropis di Indonesia: Fenomena Langka dan Ancaman Nyata Akhir Tahun
Siklon Tropis di Indonesia: Fenomena Langka dan Ancaman Nyata Akhir Tahun
Pemerintah
Sampah Pemudik Capai 59.000 Ton, KLH Minta Pengelola Rest Area Olah Sendiri
Sampah Pemudik Capai 59.000 Ton, KLH Minta Pengelola Rest Area Olah Sendiri
Pemerintah
Genjot Transisi Energi, Jepang Siapkan Subsidi 1,34 Miliar Dollar AS
Genjot Transisi Energi, Jepang Siapkan Subsidi 1,34 Miliar Dollar AS
Pemerintah
Kemenhut Bersih-bersih Gelondongan Kayu Terbawa Arus Banjir di Sumatera
Kemenhut Bersih-bersih Gelondongan Kayu Terbawa Arus Banjir di Sumatera
Pemerintah
Guru Besar UGM: RI Mestinya Pajaki Minuman Berpemanis dan Beri Subsidi Makanan Sehat
Guru Besar UGM: RI Mestinya Pajaki Minuman Berpemanis dan Beri Subsidi Makanan Sehat
LSM/Figur
Lahan Gambut Dunia jadi Garis Depan Lawan Perubahan Iklim
Lahan Gambut Dunia jadi Garis Depan Lawan Perubahan Iklim
Pemerintah
Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Selama Nataru
Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Selama Nataru
Pemerintah
Cokelat Terancam Punah, Ilmuwan Temukan Alternatifnya
Cokelat Terancam Punah, Ilmuwan Temukan Alternatifnya
Pemerintah
Peneliti IPB Kembangkan Rompi Anti Peluru dari Limbah Sawit
Peneliti IPB Kembangkan Rompi Anti Peluru dari Limbah Sawit
Pemerintah
Biaya Perawatan Pasien Obesitas dengan Komorbid Membengkak Tiap Tahun
Biaya Perawatan Pasien Obesitas dengan Komorbid Membengkak Tiap Tahun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau