KOMPAS.com - Duta Besar RI untuk Ukraina, Arief Muhammad Basalamah dianugerahi gelar Profesor Kehormatan oleh National Academy of Culture and Arts Management (NAKKKIM) berkat diplomasi yang dilakukan selama bertugas.
Menurut Rektor NAKKKIM, Valerii Marchenko, pengukuhkan Dubes Arief sebagai Honorary Professor NAKKKIM merupakan simbol persahabatan sekaligus komitmen untuk mempererat kerja sama akademik dan budaya antara Indonesia dan Ukraina.
“Hari ini adalah bentuk penghargaan terhadap warisan budaya Indonesia yang tak ternilai. Kami menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada sahabat-sahabat dari Indonesia dan menantikan kolaborasi lebih lanjut yang akan memperkuat persahabatan kedua bangsa,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (6/10/2025).
Baca juga: Dari Konsumtif ke Produktif, Cara Membangun Budaya Keberlanjutan Sejak Dini
Pengukuhan tersebut juga bersamaan dengan perayaan hari batik nasional di Kyiv tahun ini, sekaligus menjadi bukti bahwa diplomasi budaya mampu menembus batas geografis.
Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kyiv bekerja sama dengan National Academy of Culture and Arts Management (NAKKKIM) untuk menyelenggarakan perayaan Hari Batik Nasional di kampus NAKKKIM yang dihadiri ratusan mahasiswa, akademisi, korps diplomatik, serta perwakilan pejabat pemerintah Ukraina.
Hari Batik Nasional yang diperingati di Indonesia merupakan salah satu hari besar tingkat dunia yang ditetapkan sejak UNESCO pada 2009 meresmikan batik sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Sementara itu Dubes Arief menegaskan bahwa batik bukan sekadar kain, melainkan warisan budaya yang menyimpan cerita, nilai, dan identitas bangsa Indonesia.
“Batik adalah cerita tentang harmoni, kreativitas, dan kebijaksanaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan mengenakan batik, kita membawa nilai-nilai dan jati diri bangsa yang sudah berusia berabad-abad,” ujarnya.
Acara dimeriahkan dengan presentasi tentang batik oleh staf KBRI Kyiv, pementasan Tari Merak oleh mahasiswa NAKKKIM, serta lantunan lagu tradisional Ukraina.
KBRI Kyiv juga menghadirkan pameran batik dan alat membatik di lobi kampus, yang menyambut pengunjung dengan nuansa Indonesia yang kreatif dan penuh makna.
Suasana semakin hangat dengan sajian kuliner khas Nusantara—mulai dari nasi goreng, mie goreng, bakwan, hingga kue lumpur—yang melengkapi pengalaman budaya Indonesia dari busana hingga cita rasa.
Dubes Arief menamatkan pendidikan Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Bandung kemudian menempuh sejumlah pendidikan yang mendukung karirnya sebagai diplomat dari berbagai institusi di berbagai negara.
Baca juga: Pasar Modal Salurkan Bantuan Infrastruktur, Kesehatan, dan Pendidikan di Aceh
Diplomat penggemar kopi ini memiliki pengalaman panjang pada organisasi geopolitik dan ekonomi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Sebagai diplomat, Dubes Arief pernah mendapatkan penugasan di Tunisia, Inggris, Kanada dan Prancis.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya