Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor

Kompas.com - 13/10/2025, 16:26 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan terjadi amtara Desember 2025-Februari 2026. Deputi Bidang Meterologi BMKG, Guswanto, mengatakan kondisi ini berbeda pada setiap wilayah.

"Musim hujan sudah masuk sejak Agustus, cuma wilayahnya karena luas Indonesia maka tidak bareng, tidak serentak. Jadi ada yang di bulan Agustus sudah masuk (musim hujan) bulan September juga sudah masuk," kata Guswanto ditemui di Kementerian Kehutanan, Senin (13/10/2025).

Menurut dia, saat ini Indonesia masih berada dalam periode peralihan musim atau pancaroba. 

Baca juga: Salahkan Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Karhutla, Menhut Dinilai Lepas Tanggung Jawab

Berdasarkan laporan, potensi cuaca ekstrem terdeteksi di Sumatera Utara dan sebagian Jawa bagian tengah sepekan ke depan. Guswanto lalu mengingatkan bahwa pada periode ini sering terjadi hujan disertai angin kencang atau petir dalam waktu singkat.

"Barang kali di masa-masa pancaroba ini, kita bisa melakukan misalkan hal-hal yang kecil. Kebersihan lingkungan kita jaga, kemudian saluran irigasi dirapikan, daya dukung, daya tampung lingkungan itu kita perbaiki," tutur dia.

Selain itu, BMKG mengimbai masyarakat memantau prakiraan cuaca dan iklim secara rutin melalui kanal resmi seperti situs dan aplikasi infoBMKG. 

Pada awal Oktober ini, hujan kerap terjadi pada sore hingga malam hari di mana cuaca panas di pagi sampai siang hari.

BMKG menjelaskan, sinar matahari memicu pertumbuhan awan konvektif terutama awan cumulonimbus (Cb) yang menyebabkan hujan intensitas sedang hingga lebat, berdurasi singkat, bersifat lokal, dan berpotensi disertai petir, angin kencang, bahkan hujan es.

Baca juga: Gen Z Bisa Bergerak Lawan Krisis Iklim, Jangan Sampai Jadi Lost Generation

Dalam beberapa hari terakhir, BMKG mencatat curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah seperti Ternate, Maluku Utara; Manado, Sulawesi Utara; dan Poso, Sulawesi Tengah.

Angka dipole mode index (DMI) yang bernilai negatif berkontribusi terhadap peningkatan pembentukan awan hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat. Di samping itu, propagasi gelombang kelvin dan rossby ekuator turut memperkuat labilitas atmosfer.

BMKG memerinci, pada periode 10 Oktober-16 Oktober 2025 cuaca di Indonesia didominasi hujan ringan hingga lebat. Wilayah yang perlu waspada yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Lalu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, serta Papua Selatan. Hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang juga dapat terjadi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
Swasta
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
LSM/Figur
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Pemerintah
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Pemerintah
Guru Besar ITB: Etanol di BBM Kurangi Impor dan Buka Peluang Kerja Hijau
Guru Besar ITB: Etanol di BBM Kurangi Impor dan Buka Peluang Kerja Hijau
LSM/Figur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor
Pemerintah
Laporan IEA: Lebih 100 Negara Kurangi Impor Bahan Bakar Fosil
Laporan IEA: Lebih 100 Negara Kurangi Impor Bahan Bakar Fosil
Pemerintah
Peran Strategis Industri Kertas dalam Menjaga Hutan Lestari
Peran Strategis Industri Kertas dalam Menjaga Hutan Lestari
BrandzView
Setengah Emisi dari Pangan Bisa Dipangkas Lewat Praktik Berkelanjutan
Setengah Emisi dari Pangan Bisa Dipangkas Lewat Praktik Berkelanjutan
LSM/Figur
ESDM : 110 Gedung Menghemat Energi 34 GWh, Turunkan Emisi 24.513 tCO2e
ESDM : 110 Gedung Menghemat Energi 34 GWh, Turunkan Emisi 24.513 tCO2e
Pemerintah
BMKG: Kerugian Ekonomi akibat Karhutla Turun hingga Rp 68 T
BMKG: Kerugian Ekonomi akibat Karhutla Turun hingga Rp 68 T
Pemerintah
Pensiun Dini Batu Bara Ancam Ribuan Pekerja, Menaker Perlu Petakan Green Jobs
Pensiun Dini Batu Bara Ancam Ribuan Pekerja, Menaker Perlu Petakan Green Jobs
LSM/Figur
Menembus Hutan Kalimantan, Perjalanan Mencari Asa di Sekolah Pedalaman
Menembus Hutan Kalimantan, Perjalanan Mencari Asa di Sekolah Pedalaman
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau