Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Krisis Iklim Ada di Akar Rumput, Pemerintah Jangan Bikin Program Sepihak

Kompas.com, 14 Oktober 2025, 17:02 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penanganan krisis iklim di Indonesia dinilai perlu menggunakan pendekatan berbasis komunitas. Hal ini penting karena dampak krisis iklim terbukti membebani kelompok rentan secara tidak proporsional.

"Karena dampak krisis iklim itu dirasakan secara lokal, maka komunitas di tingkat lokal yang sebetulnya paling tahu (solusi) apa yang paling tepat untuk kehidupan mereka," ujar Koordinator Sekretariat Aliansi Rakyat untuk Keadilan Iklim (ARUKI), Torry Kuswardono, dalam webinar, Selasa (14/10/2025).

Torry menekankan pentingnya pendanaan langsung bagi komunitas lokal, seperti masyarakat adat, petani, dan nelayan yang menjadi kelompok paling terdampak. Menurutnya, pendanaan semacam ini dapat memberdayakan masyarakat untuk mencari solusi terbaik bagi wilayah mereka, sekaligus memperkuat kemampuan adaptasi terhadap krisis iklim tanpa bergantung pada struktur yang jauh dari jangkauan.

Baca juga: Nasib Masyarakat Adat di Indonesia dan Amerika Latin Punya Banyak Kesamaan

Ia mendorong pemerintah untuk beralih dari proyek-proyek besar ke inisiatif kecil yang dikelola komunitas lokal. Sebab, proyek skala besar sering kali justru bertentangan dengan komitmen iklim nasional.

Torry mencontohkan, penebangan hutan atas nama ketahanan pangan justru meningkatkan risiko iklim karena hilangnya tutupan hutan dan munculnya pertanian monokultur.

"Sementara yang dibutuhkan sebetulnya adalah diversifikasi pangan agar di setiap tempat kita punya cadangan pangan, (Itu lebih baik) ketimbang kita membuka lahan-lahan yang luas serta dikontrol oleh pusat dan menyengsarakan orang-orang yang berada di sekitarnya," ucapnya.

Lebih lanjut, Torry menilai hak atas tanah adalah elemen paling penting dalam menghadapi krisis iklim. Ia menegaskan, komitmen Indonesia dalam Second NDC (upaya mengurangi emisi gas rumah kaca/GRK) harus memprioritaskan penyelesaian konflik agraria dan pengakuan hak atas tanah adat sebagai fondasi aksi iklim yang adil.

"Gimana caranya orang bisa berhadapan dengan krisis iklim dan beradaptasi kalau misalnya hak atas tanahnya terancam," tutur Torry.

Baca juga: Masyarakat Adat Jadi Penopang Ekonomi, Revisi UU Mendesak Disahkan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau