Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Adat Jadi Penopang Ekonomi, Revisi UU Mendesak Disahkan

Kompas.com - 09/10/2025, 10:42 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Annas Raden Syarif, mengungkapkan bahwa masyarakat adat berperan dalam menopang ekonomi Indonesia. Ia menilai, masyarakat adat yang menjadi fondasi bangsa menjaga sumber daya alam serta potensi ekonomi daerah.

AMAN mencatat, ada lebih dari 1.000 komunitas masyarakat adat yang menguasai lahan seluas 33,6 juta hektare. Satu wilayah adat itu berpotensi menghasilkan Rp 1 miliar. 

“Pengakuan hak atas tanah adat dengan basis peta yang jelas akan mendorong tumbuhnya ekonomi lokal dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Annas dalam keterangannya, Rabu (8/10/2025).

Karenanya, Koalisi Kawal RUU Masyarakat Adat pun mendesak pemerintah segera mengesahkan Revisi Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat yang mandek selama satu dekade terakhir.

Baca juga: Walhi: Wacana PSN di Merauke Picu Konflik dan Tak Hormati Masyarakat Adat

Sementara itu, perwakilan Koalisi Kawal RUU Masyarakat Adat, Abdon Nababan, menyoroti pentingnya pengakuan terhadap sistem ekonomi berbasis nilai dan kelestarian lingkungan masyarakat adat.

Selama ini, mereka membangun sistem ekonomi yang berakar pada nilai-nilai budaya maupun keberlanjutan lingkungan. Namun, sistem itu kerap berbenturan dengan model ekonomi ekstraktif yang merusak.

"Kami ingin RUU Masyarakat Adat disahkan agar masyarakat adat menjadi subjek pembangunan, bukan objeknya. Mereka tidak menolak investasi, selama tidak merusak tanah adat dan mereka dilibatkan dalam pengambilan keputusan,” ungkap Abdon.

Sekretaris Fraksi PKS DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, menyampaikan pentingnya kejelasan definisi masyarakat adat dalam RUU agar tidak menimbulkan tumpang tindih klaim.

"Masyarakat adat telah hidup ratusan tahun sebelum adanya klaim administratif. Selain itu, potensi ekonomi masyarakat adat sangat besar dan perlu diberdayakan melalui kebijakan yang berpihak,” tutur Ledia.

Baca juga: Tanah Ulayat dan Masyarakat Adat yang Terpinggirkan

Pihaknya mengaku turut mengawal proses legislasi RUU Masyarakat Adat. Terkini, naskah akademik sudah diajukan ke DPR RI.

"Namun, karena belum dibahas bersama pemerintah, RUU ini tidak bisa di-carry over. Kita harus memperjuangkan pembahasan lintas partai dan lintas pendekatan. PKS berkomitmen mengawal agar RUU Masyarakat Adat segera disahkan,” papar Anggota DPR RI Fraksi PKS, Riyono.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Masyarakat Adat Jadi Penopang Ekonomi, Revisi UU Mendesak Disahkan
Masyarakat Adat Jadi Penopang Ekonomi, Revisi UU Mendesak Disahkan
LSM/Figur
Bangun Kesadaran Sejak Usia Sekolah, LG Ajak Anak Indonesia Peduli Sampah Elektronik
Bangun Kesadaran Sejak Usia Sekolah, LG Ajak Anak Indonesia Peduli Sampah Elektronik
BrandzView
Indonesia Bisa Capai Target Bauran Energi Terbarukan Lebih Cepat, Ini Strateginya
Indonesia Bisa Capai Target Bauran Energi Terbarukan Lebih Cepat, Ini Strateginya
LSM/Figur
Hujan Mikroplastik: Ancaman Tak Terlihat yang Mengguyur Indonesia
Hujan Mikroplastik: Ancaman Tak Terlihat yang Mengguyur Indonesia
Pemerintah
Ekonomi Vs Alam, Bagaimana Bisnis Bisa Jadi Motor Transisi Menuju Nature-Positive Economy?
Ekonomi Vs Alam, Bagaimana Bisnis Bisa Jadi Motor Transisi Menuju Nature-Positive Economy?
LSM/Figur
Dari Sampah hingga Transportasi Hijau, Jalan Panjang Jakarta Menuju Kota Berdaya Saing Dunia
Dari Sampah hingga Transportasi Hijau, Jalan Panjang Jakarta Menuju Kota Berdaya Saing Dunia
Pemerintah
IEA Proyeksikan Kapasitas Geothermal Global Naik Tiga Kali Lipat pada 2030
IEA Proyeksikan Kapasitas Geothermal Global Naik Tiga Kali Lipat pada 2030
Pemerintah
Laporan WHO: Hanya 3 Wilayah yang Berhasil Kurangi Penggunaan Tembakau 30 Persen
Laporan WHO: Hanya 3 Wilayah yang Berhasil Kurangi Penggunaan Tembakau 30 Persen
Pemerintah
CEO Lebih Yakin Capai Target Nol Bersih Berkat AI
CEO Lebih Yakin Capai Target Nol Bersih Berkat AI
Pemerintah
KLH Dekontaminasi 4 Kegiatan Usaha di Cikande yang Terpapar Cesium 137
KLH Dekontaminasi 4 Kegiatan Usaha di Cikande yang Terpapar Cesium 137
Pemerintah
Agar Berhasil, Konsumsi Berkelanjutan Harus Menjadi Norma Sosial
Agar Berhasil, Konsumsi Berkelanjutan Harus Menjadi Norma Sosial
LSM/Figur
KLH Identifikasi Potensi 17,27 Juta Ton Karbon di Bawah Skema Verra
KLH Identifikasi Potensi 17,27 Juta Ton Karbon di Bawah Skema Verra
Pemerintah
Event Marathon Ini Beri Dampak Ekonomi ke Masyarakat Bali hingga Rp 170,8 Miliar
Event Marathon Ini Beri Dampak Ekonomi ke Masyarakat Bali hingga Rp 170,8 Miliar
Swasta
Teknologi Berbasis AI 'FishFace' Dikenalkan, Bantu Nelayan Data Ikan dan Awasi Stok
Teknologi Berbasis AI "FishFace" Dikenalkan, Bantu Nelayan Data Ikan dan Awasi Stok
LSM/Figur
IESR Desak Reformasi Pengadaan EBT, Lancarkan Transisi Energi yang Tersendat
IESR Desak Reformasi Pengadaan EBT, Lancarkan Transisi Energi yang Tersendat
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau