Hasil analisis menunjukkan bahwa 17 persen dari unit proyek mengalami tingkat kehilangan hutan yang lebih tinggi di dalam kawasan REDD+ dibandingkan dengan kawasan pembanding.
Dua contoh menonjol adalah proyek Serra do Amolar di Brasil dan proyek Ankeniheny-Zahamena Corridor di Madagaskar. Kedua proyek ini mencatat kehilangan hutan lebih dari 1.500 hektar setiap tahun di dalam batas proyek mereka sendiri, yang ironisnya, lebih tinggi dari yang terjadi di area kontrol.
Baca juga: Menembus Hutan Kalimantan, Perjalanan Mencari Asa di Sekolah Pedalaman
Meskipun hasilnya secara umum mengecewakan, studi ini memberikan sedikit optimisme pada beberapa proyek.
Hampir sepertiga dari unit proyek REDD+ menunjukkan laju kerusakan hutan yang jauh lebih rendah dari yang diprediksi, mengindikasikan keberhasilan yang nyata dalam upaya mitigasi iklim.
Salah satu contohnya adalah proyek REDD+ di Amazon, Brasil, yang berhasil menurunkan kehilangan hutan sebesar 1.362,5 hektar per tahun setelah program ini dijalankan. Secara total, proyek ini telah menyelamatkan 19.100 hektar hutan hingga tahun 2022.
Lebih lanjut, dibandingkan dengan studi sebelumnya, penelitian baru ini memperkirakan peningkatan hampir dua kali lipat pada persentase kredit karbon yang dapat diperdagangkan, yaitu 13,2 persen, dibandingkan dengan 6 hingga 7 persen yang dilaporkan sebelumnya.
Peningkatan perkiraan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penyertaan proyek REDD+ yang jumlahnya lebih banyak dan lebih mutakhir, pengecualian proyek yang memiliki data tidak lengkap atau inkonsisten secara spasial, dan penggunaan metodologi analitis yang lebih teruji.
"Meskipun hasil penelitian kami memunculkan sedikit optimisme terhadap proyek REDD+ sukarela di kawasan tropis, kami juga menegaskan bahwa banyak proyek telah melebih-lebihkan jumlah kredit karbon dari manfaat iklim yang mereka klaim secara signifikan," tulis laporan ini.
Baca juga: Studi: Emisi Karbon dari Inhaler Setara Emisi 530.000 Mobil
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya