SINGAPURA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia tengah mengkaji penggunaan Small Modular Reactors (SMR) sebagai bagian dari strategi transisi menuju energi bersih.
Teknologi reaktor modular kecil ini disebut cocok untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah timur Indonesia yang memiliki karakteristik geografis kepulauan.
“Karena Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, kami membutuhkan reaktor nuklir modular kecil yang dapat ditempatkan di wilayah timur,” kata Luhut dalam pidatonya di forum Singapore International Energy Week (SIEW) 2025, Selasa (28/10/2025).
Baca juga: SIEW 2025: Singapura Kaji Serius Pemanfaatan Reaktor Nuklir Kecil untuk Pembangkit Listrik
Menurut Luhut, SMR menjadi langkah penting dalam upaya Indonesia meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Teknologi ini, ujarnya, dapat menjadi sumber daya yang stabil, bersih, dan dapat diandalkan bagi daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan listrik besar.
Selain SMR, Indonesia juga tengah mengembangkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture, utilization, and storage/CCUS) dengan potensi kapasitas penyimpanan mencapai 400–600 gigaton di seluruh wilayah.
Teknologi ini, kata Luhut, bahkan memungkinkan Indonesia menyerap CO? dari negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Ia menegaskan, kombinasi antara teknologi nuklir skala kecil dan CCUS akan memperkuat posisi Indonesia dalam transisi energi bersih.
“Teknologi kini semakin terjangkau dan memungkinkan kita mengelola sumber daya Indonesia dengan lebih baik,” ujarnya.
Baca juga: BRIN-Denmark Kembangkan Reaktor Nuklir Model Terbaru
Luhut menambahkan, pemerintah juga terus memperluas pengembangan energi terbarukan berbasis sumber hayati, termasuk bahan bakar berkelanjutan dan budi daya rumput laut di kawasan timur dan selatan Indonesia.
Potensi lahan untuk rumput laut diperkirakan mencapai 12 juta hektar, dengan pusat riset yang telah dibangun di Buleleng (Bali) dan Lombok (NTB).
Lebih jauh, Luhut menegaskan bahwa transisi energi tidak hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang pembangunan manusia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya