Kalimat itu menggambarkan betapa beratnya pencegahan karhutla di Desa Sungai Besar, yang berada di Kawasan Hidrologis Gambut (KHG) dan rawan terbakar setiap musim kering.
Pada 2015 dan 2019, karhutla hebat menyelimuti kawasan ini. Masturi, warga setempat, menjadi saksi langsung perubahan itu.
“Saya pernah merusak hutan kurang lebih lima tahun. Alhamdulillah, saya sudah menyadari kesalahan tersebut dan sekarang ikut membantu pemerintah dalam melestarikan hutan rawa gambut, baik yang belum terjamah oleh manusia ataupun yang sudah terlanjur rusak,” ujarnya.
Dulu, Masturi adalah penambang ilegal di kawasan rawa gambut sejak 1997. Kini, sebagai Ketua MPA, ia aktif memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya membuka lahan dengan cara membakar.
MPA yang berdiri sejak 2019 kemudian melahirkan Forum Masyarakat Antar Desa Lingkungan Lestari (Format Lingkar), yang mewadahi empat desa di KHG Pawan-Kepulu-Pesaguan: Sungai Besar, Pelang, Sungai Bakau, dan Pematang Gadung.
“Sejak itulah kami patroli bersama, mendapat pelatihan dari Tropenbos Indonesia, dengan menggunakan aplikasi Smart Patrol,” kata Masturi.
Patroli ini mencakup pemantauan ketinggian muka air, titik rawan kebakaran, hingga area bekas terbakar.
Menurut fasilitator Tropenbos Indonesia, Hendra Gunawan, kegiatan rutin dan edukasi masyarakat terbukti menekan dampak karhutla di Ketapang.
“(Terkait antisipasi El Nino 2027), kondisi gambut sekitar desa ini kering dan tanaman yang siap bakar itu sudah tinggi. Ketika ada kebakaran, cepat terbakar. Ini harus diwaspadai,” ujarnya.
Hendra menambahkan, komunikasi antarwarga di tingkat RT dan RW kini semakin baik untuk pencegahan dini.
Sementara itu, Ketua Sekber PSDA Berkelanjutan Ketapang, Donatus Rantan, mengatakan kolaborasi multipihak semakin kuat, termasuk dalam menghadapi potensi El Nino 2027.
Dinas Kominfo Ketapang telah membangun rumah data karhutla yang menghimpun informasi lokal dan nasional melalui BMKG.
“Sekarang sudah ada kemajuan, pakai aplikasi. Informasi sangat cepat. Sekarang bahkan sudah mampu membuat titik koordinat, ada titik apa di sana, kirim, pasukan cepat datang,” ujar Donatus.
Dengan sinergi masyarakat, pemerintah, dan lembaga lingkungan, harapan menjaga hutan rawa gambut di Ketapang tetap menyala — meski kepungan sawit dan ancaman api belum benar-benar padam.
Baca juga: Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya