Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit

Kompas.com - 15/09/2025, 16:27 WIB
Manda Firmansyah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data Madani Berkelanjutan, ada sekitar 218.000 hektar area indikatif terbakar (AIT) selama periode Januari-Agustus 2025.

Sebesar 97 persen atau 212.000 hektar AIT pada Januari-Agustus 2025 terjadi di lokasi baru, dan tidak mengulang di kawasan yang terbakar di tahun 2023 dan 2024.

"Pada Juli 2025 diketahui bahwa AIT melampaui angka pada periode yang sama di 2023 dan 2024, meskipun ada sedikit penurunan pada Agustus (2025). Secara keseluruhan, karakteristik karhutla (pada) 2025 diperkirakan tidak jauh berbeda dengan (di tahun) 2023 dan 2024," ujar Geographic Information System (GIS) Specialist dari Madani Berkelanjutan, Fadli Ahmad Naufal, Senin (15/9/2025).

Baca juga: PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024

Dari data tersebut juga ditehaui terdapat sejumlah provinsi dengan AIT yang cenderung konsisten naik hingga Agustus 2025, yaitu, Kalimantan Barat (Kalbar), Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Bangka Belitung.

Dari total AIT di Indonesia pada Januari-Agustus 2025, sebesar 38 persen atau 80.050 hektar AIT terjadi di Kalbar. Selain itu, dari total AIT di Indonesia pada Januari-Agustus 2025, sebesar 42 persen atau 89.330 hektar AIT berada di lahan konsensi dan berizin.

Rinciannya, sebanyak 36.021 berada di HGU sawit; 19.065 hektar migas, 15.537 hektar perizinan berusaha pemanfaatan hutan (PBPH); serta 3.501 hektar di minerba.

"Hasilnya, izin sawit menjadi kontributor terbesar karhutla pada periode Januari-Agustus 2025," tutur Fadli.

Menurut Fadli, terdapat kecenderungan alih fungsi lahan pasca wilayah-wilayah tersebut terbakar.

Baca juga: Karhutla di Sumatera Picu Kematian Gajah akibat Terbakarnya Habitat

"Ada juga yang menjadi lahan terbuka, itu kalau angkanya kami harus riset khusus. Yang jelas ada indikasi setelah lahan itu terbakar, menjadi tutupan perkebunan dan tutupan lainnya. Luasnya berapa, itu memang harus kami hitung secara detail," ucapnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IEA Proyeksikan Pertumbuhan Kuat Proyek Hidrogen Rendah Emisi
IEA Proyeksikan Pertumbuhan Kuat Proyek Hidrogen Rendah Emisi
Pemerintah
KKP Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 Lokasi Pada Tahun Ini
KKP Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 Lokasi Pada Tahun Ini
Pemerintah
Geo-engineering Tidak Cukup untuk Lindungi Kutub dari Perubahan Iklim
Geo-engineering Tidak Cukup untuk Lindungi Kutub dari Perubahan Iklim
Pemerintah
Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit
Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit
LSM/Figur
Wujud Kepedulian, Pertamina Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Bali
Wujud Kepedulian, Pertamina Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Bali
BUMN
Laporan Bank Dunia: Perlindungan Alam Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
Laporan Bank Dunia: Perlindungan Alam Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
Pemerintah
Pertagas Kembangkan Budidaya Madu hingga Ikan Keramba untuk Berdayakan Masyarakat Riau
Pertagas Kembangkan Budidaya Madu hingga Ikan Keramba untuk Berdayakan Masyarakat Riau
BUMN
Salahkan Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Karhutla, Menhut Dinilai Lepas Tanggung Jawab
Salahkan Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Karhutla, Menhut Dinilai Lepas Tanggung Jawab
Pemerintah
KLH Segel Perusahaan yang Diduga Jadi Sumber Paparan Radioaktif Udang Beku
KLH Segel Perusahaan yang Diduga Jadi Sumber Paparan Radioaktif Udang Beku
Pemerintah
BRIN Sebut 5 Faktor Gabungan Sebabkan Hujan Ekstrem hingga Banjir di Bali
BRIN Sebut 5 Faktor Gabungan Sebabkan Hujan Ekstrem hingga Banjir di Bali
Pemerintah
Menteri LH: Krisis Pengelolaan Sampah Picu Banjir Parah di Bali
Menteri LH: Krisis Pengelolaan Sampah Picu Banjir Parah di Bali
Pemerintah
Dari Galian Bekas Tambang Jadi Kehidupan Baru
Dari Galian Bekas Tambang Jadi Kehidupan Baru
BUMN
Studi: Hutan Tropis Terbelah-belah, Biodiversitas Semakin Terancam
Studi: Hutan Tropis Terbelah-belah, Biodiversitas Semakin Terancam
LSM/Figur
Ilmuwan Surati SBTi: Solusi Iklim Berbasis Alam Lebih Murah dan Cepat
Ilmuwan Surati SBTi: Solusi Iklim Berbasis Alam Lebih Murah dan Cepat
LSM/Figur
Dijual Bebas di Marketplace, Antibiotik Ikan Tingkatkan Risiko AMR
Dijual Bebas di Marketplace, Antibiotik Ikan Tingkatkan Risiko AMR
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau