SINGAPURA, KOMPAS.com — Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menegaskan bahwa pengembangan teknologi reaktor modular kecil atau Small Modular Reactor (SMR) harus mengedepankan desain yang terbukti aman, terlindungi, dan sesuai dengan standar keselamatan internasional.
Hal itu disampaikan IAEA untuk merespons langkah sejumlah negara, termasuk Indonesia dan Singapura yang melakukan kajian pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi.
Deputi Direktur Jenderal sekaligus Kepala Departemen Keselamatan dan Keamanan Nuklir IAEA Karine Herviou menekankan, keselamatan dan keamanan merupakan prasyarat utama dalam setiap tahap penerapan teknologi nuklir baru, termasuk untuk reaktor maju dan sistem energi berbasis nuklir lainnya.
Baca juga: Indonesia Jajaki Penggunaan Reaktor Nuklir Modular untuk Pasok Listrik di Wilayah Timur
Dalam pidatonya pada sesi “Nuclear Safety and Security” di ajang Singapore International Energy Week (SIEW) 2025, Herviou mengatakan bahwa aspek keselamatan dan keamanan menjadi dasar utama dalam membangun kepercayaan publik terhadap manfaat energi nuklir.
“Teknologi seperti SMR harus memiliki desain yang terbukti aman dan terlindungi, serta didukung oleh standar keselamatan yang adaptif, strategi keamanan yang inovatif, dan reformasi regulasi yang visioner,” ujarnya.
Herviou menjelaskan, IAEA memiliki peran penting dalam memperkuat kerangka kerja keselamatan dan keamanan di setiap negara anggota.
Melalui berbagai instrumen hukum internasional dan panduan teknis, lembaga ini membantu negara-negara dalam mengembangkan sistem hukum dan regulasi yang efektif.
IAEA juga menyediakan layanan peer review dan advisory services yang telah dilakukan lebih dari 17.000 kali untuk membantu negara anggota meningkatkan kapasitas pengawasan dan kesiapsiagaan terhadap risiko nuklir.
Baca juga: Energi Nuklir Eropa Perlu Suntikan Dana Lebih dari 240 Miliar Euro
Dia menjelaskan pentingnya komitmen, kerja sama internasional, dan kewaspadaan berkelanjutan untuk memastikan pengembangan energi nuklir dilakukan secara aman dan bertanggung jawab.
“Bersama-sama, kita dapat memastikan bahwa teknologi nuklir dikembangkan dan diterapkan dengan cara yang aman dan terjamin,” ujar Herviou.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya