KOMPAS.com - INDEFmenilai, subsektor peternakan dan perikanan semestinya dapat menjadi kontribusi utama dalam mencapai target pertubuhan ekonomi 8 persen.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economic & Finance (INDEF), Rizal Taufikurahman mengungkapkan kontribusi dari sub sektor lain, seperti sistem pangan (agrifood system) berat untuk diharapkan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen pada 2029 Lewat Hilirisasi Sawit
"Sub sektor peternakan dan perikanan yang menjadi bagian dari sektor pertanian itu mesti jadi lokomotif," ujar Rizal dalam webinar beberapa hari lalu.
Untuk mencapai target nasional pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029, kata dia, sektor pertanian harus melakukan percepatan produktivitas yang substansial. P
roduktivitas tenaga kerja menjadi tantangan berat dalam meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDB.
Sektor pertanian merupakan cerminan paling jelas dari fluktuasi total factor productivity (TFP) nasional. Produktivitas sektor pertanian di Indonesia tergolong rendah, tidak stabil, serta sangat bergantung pada faktor eksternal.
Menurut Rizal, dibutuhkan strategi TFP yang disertai penguatan teknologi, riset, kelembagaan, serta insentif efisiensi berkelanjutan di tingkat petani maupun agroindustri agar sektor pertanian dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi.
"Maka, tanpa mesin yang jelas ya target 8 persen itu menjadi (hanya) optimis, tetapi ya ragu. Jadi, mestinya ada satu mesin atau tools yang bisa menjalankan itu. Ya, tentu policy (kebijakan). Padahal, kalau dilihat stagnasi pertanian di Indonesia bukan semata karena transformasi ekonomi alami," tutur Rizal.
Menurut dia, stagnannya kontribusi sektor pertanian terhadap PDB erat kaitannya dengan berbagai kebijakan pemerintah, khususnya yang berdampak pada besaran subsidi pupuk, harga dasar gabah, tarif ekspor, sampai biaya produksi.
Selain itu, kemandekan kontribusi itu juga karena produktivitas tenaga kerja sektor pertanian cenderung turun selama dekade terakhir.
Penurunan produktivitas tersebut disebabkan melambatnya modernisasi dan adopsi teknologi pertanian. Penurunan produktivitas juga disebabkan fragmentasi lahan yang semakin mengecil akibat tekanan demografis dan urbanisasi.
Baca juga: Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Di sisi lain, tenaga kerja sektor pertanian yang tersisa saat ini umumnya berusia tua dan berpendidikan rendah. Imbasnya, efisiensi dan output per tenaga kerja pada sektor pertanian cenderung stagnan.
Sebelumnya, peneliti Ahli Utama Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi Kerakyatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erizal Gamal mengatakan, sangat mungkin Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya