KOMPAS.com - Inisiatif Net Zero Asset Managers (NZAM) mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan operasinya setelah sempat berhenti pada awal 2025 untuk beradaptasi dengan lingkungan politik dan regulasi yang berubah dengan cepat.
Sebagai informasi NZAM merupakan sekelompok manajer investasi dengan aset bernilai multi triliun dolar. Mereka berkomitmen mendukung target global nol bersih emisi gas rumah kaca.
Meski mengumumkan kembali, NZAM juga mengungkapkan serangkaian perubahan pada persyaratan komitmen yang harus dipatuhi oleh anggota.
Perubahan paling penting adalah menghapus referensi kewajiban untuk berinvestasi sejalan dengan tujuan mencapai nol bersih pada 2050.
Sebelumnya, anggota NZAM diwajibkan untuk menyelaraskan portofolio investasi mereka dengan target global untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.
Baca juga: Transisi Energi Inkonsisten, Komitmen Iklim Indonesia Dipertanyakan
Melansir ESG Today, Kamis (30/10/2025) penghapusan ini memberikan fleksibilitas yang jauh lebih besar kepada manajer investasi mengenai bagaimana dan kapan mereka harus mencapai target iklim, tetapi secara substansial melemahkan komitmen iklim kelompok tersebut.
NZAM diluncurkan pada Desember 2020 yang dimulai dengan 30 manajer aset yang mengelola aset senilai 9 triliun dolar (AUM).
Dalam waktu sekitar empat tahun, koalisi berkembang pesat dengan mencakup lebih dari 325 penanda tangan dan total aset yang dikelola melebihi 57 triliun dolar.
Semua anggota bergabung karena mereka menyetujui serangkaian komitmen yang bertujuan mendukung target global yang diselaraskan secara ilmiah, yaitu emisi gas rumah kaca (GRK) nol bersih pada tahun 2050.
Komitmen NZAM yang lama sangat luas, terukur, dan mengikat secara operasional. Komitmen ini mewajibkan para penanda tangan untuk tidak hanya berbicara tentang nol bersih, tetapi juga mengintegrasikannya ke dalam setiap aspek strategi investasi, keterlibatan perusahaan, dan hubungan klien.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, partisipan layanan keuangan dalam kelompok yang berfokus pada iklim, seperti NZAM dan koalisi kembarnya, Net-Zero Banking Alliance (NZBA), mulai menghadapi tekanan yang meningkat dari gerakan anti-ESG yang vokal oleh politisi Republik di AS.
Tekanan ini meningkat secara signifikan setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden. Hal ini menyebabkan Koalisi NZAM melemahkan komitmen intinya dan Koalisi NZBA bubar.
Lebih lanjut, dalam pembaruan barunya, NZAM mengatakan bahwa mereka telah membagikan Pernyataan Komitmen yang diperbarui kepada para penandatangannya di mana perubahan utamanya adalah menghapus referensi mencapai nol bersih pada 2050.
Baca juga: PBB Sebut Pendanaan Adaptasi Iklim Global Harus Naik 12 Kali Lipat
Meskipun target 2050 yang diwajibkan telah dihapus, anggota NZAM masih harus menetapkan target dekarbonisasi mereka sendiri, namun sifatnya kini menjadi lebih fleksibel.
Anggota juga tetap diharapkan mengimplementasikan strategi pengawasan mereka sendiri serta melaporkan kemajuan mereka setiap tahun.
Dalam pernyataannya, NZAM menyoroti risiko dan peluang signifikan yang dihasilkan dari perubahan iklim dan transisi iklim bagi para investor.
Peluang yang terkait dengan transisi diperkirakan akan tumbuh hingga setinggi 60 triliun dolar AS pada tahun 2050, sementara perusahaan menghadapi hampir 25 triliun dolar AS akibat dampak finansial dari bahaya terkait iklim.
Selanjutnya, sebagai langkah awal setelah mengumumkan perubahan kebijakan dan kembali beroperasi, NZAM mengatakan akan melanjutkan target dekarbonisasi mereka dan memberikan dukungan praktis. Selain itu juga mencantumkan kembali para penandatanganannya di situs web mereka pada Januari 2026.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya