KOMPAS.com - Penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal PLOS Climate mengungkap situs web yang dibuat untuk konferensi lingkungan seperti COP menghasilkan karbon hingga 10 kali lebih banyak dari rata-rata halaman internet.
Menjelang berlangsungnya COP30, peneliti telah mengungkapkan peningkatan tajam emisi karbon yang dihasilkan oleh situs web tersebut dari waktu ke waktu.
Analisis menunjukkan bahwa antara tahun 1995, ketika COP pertama kali diadakan, hingga tahun 2024, emisi rata-rata dari situs web konferensi COP telah meningkat lebih dari 13.000 persen.
Melansir Phys, Senin (10/11/2025), meski peningkatan tersebut sebagian merupakan konsekuensi dari pertumbuhan pesat saya komputasi dan penggunaan internet, jejak karbon situs COP masih jauh lebih tinggi daripada halaman rata-rata web.
Sebagai informasi internet saat ini menyumbang hingga 3 persen dari seluruh emisi.
Baca juga: Pencarian Gambar di Internet Dipengaruhi oleh Pandangan tentang Perubahan Iklim
Dalam studinya, peneliti dari Universitas Edinburgh menganalisis data arsip web untuk menilai perubahan jejak karbon situs web COP selama periode 30 tahun.
Temuan mereka menunjukkan bahwa emisi tetap relatif rendah hingga COP14 pada tahun 2008, dengan situs web memancarkan setara dengan 0,02 gram karbon per tampilan halaman.
Namun, sejak COP15 dan seterusnya, emisi meningkat tajam, dengan rata-rata halaman web menghasilkan setara dengan lebih dari 2,4 gram karbon per kunjungan, dengan beberapa halaman memancarkan jauh lebih banyak.
Sebagai perbandingan, rata-rata situs web memancarkan setara dengan 0,36 gram karbon per tampilan halaman.
Peningkatan ini sejalan dengan semakin banyaknya halaman COP yang menggunakan konten yang membutuhkan daya komputasi lebih besar, seperti berkas multimedia.
Selain mengungkapkan peningkatan dampak lingkungan dari situs web COP itu sendiri, temuan tim juga menunjukkan bahwa emisi yang disebabkan oleh lalu lintas internet ke halaman-halaman tersebut telah meningkat secara eksponensial.
Tampilan situs web selama COP3 pada tahun 1997, tahun pertama dengan data yang tersedia, mengeluarkan setara dengan 0,14 kg, kira-kira jumlah karbon yang dapat diserap pohon dewasa dalam dua hari.
Sebaliknya, dibutuhkan hingga 10 pohon dewasa per tahun penuh untuk menyerap tingkat karbon yang dipancarkan hanya akibat kunjungan ke situs web COP29 (116,85 kg), peningkatan lebih dari 83.000 persen.
Baca juga: Bagaimana Platform Digital Bantu Perusahaan Pangkas Emisi Scope 3?
Para peneliti mengatakan masih terlalu dini untuk menghitung emisi karbon dari situs web COP30, tetapi mereka menekankan bahwa situs tersebut tidak dihosting di infrastruktur energi terbarukan yang terverifikasi.
Berdasarkan analisis mereka, para peneliti memberikan sejumlah rekomendasi praktis untuk mengurangi jejak digital situs web.
Rekomendasi ini mencakup pembatasan ketat pada ukuran halaman, pengoptimalan tata letak situs, dan hosting situs web di server yang ditenagai energi terbarukan.
Lebih lanjut, analisis ini merupakan contoh pertama penggunaan arsip web, seperti Internet Archive, untuk melacak dampak lingkungan situs web dari waktu ke waktu.
Pendekatan inovatif ini dapat digunakan untuk menilai dampak lingkungan historis dari halaman-halaman internet lainnya.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa biaya karbon dari kehadiran digital seringkali diabaikan, bahkan oleh mereka yang peduli dan seharusnya melindungi lingkungan. Kami berharap rekomendasi dan perangkat kami dapat membantu institusi mengidentifikasi dan mengatasi masalah ini," ungkap Profesor Melissa Terras, dari Institute for Design Informatics di Edinburgh College of Art.
Baca juga: Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya