KOMPAS.com - Ketika para pemimpin dunia memulai negosiasi iklim COP30 di Brasil, sebuah tim internasional yang dipimpin peneliti Universitas Sydney memperingatkan adanya krisis tersembunyi yang menggerogoti target keanekaragaman hayati.
Dalam makalah berjudul "Conservation abandonment is a policy blind spot," Dr. Matthew Clark, seorang peneliti pascadoktoral di Thriving Oceans Research Hub di Universitas Sydney mengungkapkan bahwa secara konservatif, 87 miliar dolar AS dihabiskan setiap tahun di seluruh dunia untuk program konservasi.
Angka tersebut dapat meningkat menjadi 200 miliar dolar AS tergantung pada apa yang dihitung.
"Seiring kita bergulat dengan krisis keanekaragaman hayati dan iklim, investasi yang dibutuhkan ini diperkirakan mencapai 540 miliar dolar AS pada tahun 2030 dan 740 miliar dolar AS pada tahun 2050," kata Dr. Clark.
Baca juga: Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Namun, meski investasi itu penting untuk mencapai tujuan karbon dan keanekaragaman hayati, kita hampir tidak memiliki gambaran yang jelas berapa lama program tersebut bisa bertahan.
Melansir Phys, Senin (10/11/2025) bukti menunjukkan setidaknya sepertiga proyek konservasi ditinggalkan hanya beberapa tahun setelah implementasi.
Jika masalah ini tidak diakui dan diperbaiki oleh pembuat kebijakan, klaim global tentang kemajuan alam yang dibuat di forum-forum seperti COP akan tidak jujur dan menyesatkan.
Proyek-proyek yang terbengkalai ini, meskipun tidak aktif, seringkali masih dimasukkan dalam pelaporan resmi, sehingga menutupi kondisi perlindungan lingkungan yang sebenarnya.
"Kita berlomba untuk memenuhi target global seperti melindungi 30 persen daratan dan lautan pada tahun 2030," kata Associate Professor Carly Cook, salah satu penulis dari School of Biological Sciences, Monash University.
"Tetapi tidak ada yang bertanya apakah area tersebut masih dikelola atau apakah proyek yang telah kita mulai masih ada," katanya lagi.
Tim peneliti menemukan bahwa perlindungan hukum untuk area konservasi telah dilemahkan lebih dari 3.700 kali secara global dalam apa yang disebut peristiwa Protected Area Downgrading, Downsizing and Degazettement (PADDD).
Selain pembatalan formal, mereka juga mengungkapkan pengabaian yang meluas terhadap program konservasi yang dipimpin komunitas di Afrika dan Amerika Selatan.
Di Chili, 22 persen Hak Guna Teritorial dalam perikanan yang diberikan kepada masyarakat lokal kemudian dihentikan.
Di Kanada, penurunan resmi kawasan konservasi laut membuka pengeboran eksplorasi minyak di lahan seluas 26.450 kilometer persegi.
Maroko dan Kanada secara kolektif membubarkan tujuh kawasan konservasi dengan total luas 2.412 kilometer persegi.
Baca juga: Konservasi Indonesia-The Alliance Percepat Energi Bersih di Kawasan Pesisir
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya