JAKARTA, KOMPAS.com - Satgas Cs-137 memusnahkan 494 karton udang ekspor milik PT Bahari Makmur Sejati yang terbukti terkontaminasi Cesium-137, Rabu (26/11/2025) di fasilitas pengolahan limbah B3 PT Prasadha Pamunah Limbah Industri, Bogor, Jawa Barat. Udang itu dikembalikan lagi ke Indonesia setelah Food and Drug Administration (FDA) mendeteksi paparan radioaktif.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan udang telah diperiksa Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan dinyatakan tidak layak diedarkan berdasarkan parameter laju dosis radiasi standar FDA.
"Prioritas utama kami adalah melindungi kesehatan masyarakat dan menjamin keamanan lingkungan dari potensi bahaya radiasi," ungkap Hanif dalam keterangannya, Kamis (27/11/2025).
Baca juga: KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Dia menjelaskan bahwa hasil pengujian basah menunjukkan kandungan Cs-137 di bawah 100 becquerel per kg. Namun, pemerintah tetap menetapkan produk tersebut sebagai limbah B3 non radioaktif agar penanganan dilakukan secara maksimal dan meredam risiko.
Proses pemusnahan dilaksanakan dengan metode insinerasi tipe vertical stoker pada suhu 800-900 derajat celsius dilengkapi peralatan pengendalian emisi udara dan continuous emission monitoring system (CEMS). Tujuannya, agar tidak mencemari lingkungan dan kesehatan masyarakat.
"Abu hasil insinerasi ditangani melalui makro enkapsulasi dengan solidifikasi/concrete dalam kotak high density polyethylen (HDPE), kemudian ditempatkan di landfill kelas 1 yang dioperasikan PT PPLI," papar Hanif.
Hingga kini, material terkontaminasi Cs-137 yang dipindahkan ke penyimpanan PT Peter Metal Technology (PMT), Cikande, Banten mencapai 1.116 ton. Hanif menargetkan proses dekontaminasi selesai akhir November ini. Selain dekontaminasi, petugas memeriksa semua produk udang re-impor dari Amerika Serikat.
Baca juga: 40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Lainnya, menerapkan sistem sertifikasi bebas Cs-137 untuk ekspor udang ke Amerika Serikat yang telah mendapat persetujuan FDA, monitoring radiasi berkelanjutan di kawasan terdampak, dan memeriksa kesehatan masyarakat yang palinh berisiko terdampak.
Kata Hanif, dari 12 lokasi titik zona merah radiasi, lima titik dinyatakan aman Bapeten serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Empat titik sedang dalam tahap cementing dengan beton K-350, dua titik dalam tahap finalisasi stripping untuk persiapan cementing; dan satu titik lokasi di belakang Pabrik PT VP sedang dipersiapkan untuk containment dengan pemagaran demi keselamatan masyarakat," ucap dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya