KOMPAS.com - Populasi harimau sumatera terus menjadi perhatian karena terancam punah, salah satunya akibat perburuan liar. Namun, studi terbaru mengidentifikasi 27 harimau sumatera di hutan Ekosistem Leuser, Aceh.
Diterbitkan di Frontiers in Conservation System, studi ini menunjukkan bahwa populasi harimau sumatera di wilayah tersebut cukup sehat. Temuan ini menjadi harapan baru bagi upaya konservasi.
Baca juga:
"Kami mendokumentasikan populasi harimau yang kuat, tampaknya termasuk yang paling sehat di pulau ini," kata ahli biologi konservasi yang bekerja sama dengan lembaga konservasi satwa liar dan kehutanan Indonesia, Dr. Joe Figel, dilansir dari Phys.org, Selasa (9/12/2025).
"Bagi mereka yang berada di lapangan, tanggung jawab kini ada pada kita untuk memperkuat upaya dan melindungi mereka dengan baik," tambah dia.
Dua harimau sumatera berjenis kelamin jantan dan betina lahir pada 26 April 2025 lalu. Populasi harimau sumatera menunjukkan tren positif. Studi baru di Leuser, Aceh, menunjukkan ada 27 individu yang masih bertahan.Ekosistem Leuser dinilai sebagai habitat terbaik bagi harimau sumatera. Wilayah ini terdiri dari hutan dataran rendah, hutan perbukitan, dan hutan pegunungan.
Sebanyak 44 persen wilayahnya masih tergolong intact forest landscape, atau lanskap hutan yang utuh. Menurut Figel, wilayah ini menjadi rumah penting bagi harimau.
"Area ini juga dipatroli lebih intensif dibanding hampir semua tempat lain di Sumatra," tutur dia.
Tim peneliti memasang kamera infrared dalam tiga periode pemantauan di wilayah Aceh. Sebanyak 34 kamera dipasang pada Maret–Mei 2023, lalu 59 kamera pada Juni–Desember 2023, dan 74 kamera pada Mei–November 2024.
Kamera-kamera ini diawasi bersama masyarakat lokal yang tinggal di sekitar wilayah.
Pemantauan dengan kamera trap sangat penting. Menurut Figel, hal tersebut untuk memperkirakan parameter demografi harimau, seperti kelangsungan hidup, lama mereka menempati wilayah, dan tingkat pertumbuhan populasi.
Baca juga:
Dari seluruh periode pemantauan, tim berhasil mengumpulkan 282 foto jelas harimau sumatera. Berdasarkan pola loreng di tubuh mereka, peneliti mengidentifikasi 27 individu, terdiri dari 14 betina, 12 jantan, dan satu berjenis kelamin yang belum diketahui.
Jumlah ini termasuk tinggi untuk survei kawasan hutan yang bukan taman nasional. Tingginya populasi betina mengindikasikan kualitas habitat yang baik. Betina biasanya melahirkan tiga anak dalam satu dekade.
Dalam sesi 2023, tim bahkan mendokumentasikan tiga kelompok anak harimau. Dua anak jantan yang difoto pada masa kecil kemudian muncul lagi sebagai individu dewasa pada sesi berikutnya.
Frekuensi kemunculan harimau juga cukup sering. Rata-rata harimau betina terekam 14 kali, sedangkan jantan 16 kali. Tingginya jumlah foto menunjukkan ketersediaan mangsa yang cukup dan hutan yang sehat bagi mereka.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya