Perubahan pola sirkulasi atmosfer dan peningkatan suhu muka laut akibat krisis iklim telah menciptakan kondisi yang merangsang terbentuknya siklon tropis berskala menengah hingga sedang sudah terjadi sejak 1980-an.
Di sisi lain, melalui permodelan cuaca, potensi kemunculan siklon tropis sebenarnya dapat terdeteksi beberapa hari hingga bulan sebelumnya.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem BRIN, Erma Yulihastin mengatakan, pihaknya telah mengembangkan berbagai perangkat preidksi cuaca dan iklim untuk menangkap sinyal awal penguatan hujan maupun angin ekstrem.
Sayangnya, upaya mengoptimalkan pemanfaatan hasil prediksi tersebut dalam sistem mitigasi dan kesiapsiagaan masih menjadi tantangan berat di Indonesia.
"Peringatan dini menjadi kunci utama untuk menekan risiko korban jiwa dan kerusakan. Tantangannya adalah memastikan informasi tersebut dapat ditindaklanjuti secara cepat dan tepat," ujar Erma.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya