Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ekonomi Sirkular, Sistem Produksi Berkelanjutan yang Ramah Lingkungan

Kompas.com - 27/04/2023, 13:00 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Anissa Dea Widiarini

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Masyarakat dunia tengah menghadapi berbagai persoalan kerusakan lingkungan. Sebut saja, pemanasan global, penumpukan limbah, dan penggunaan sumber daya alam tak terbarukan secara berlebihan.

Permasalahan tersebut timbul karena banyak masyarakat masih mengadopsi sistem ekonomi linier dalam keberlangsungan hidup. Sederhananya, sistem ini menjadikan produsen sebagai pihak yang mengambil bahan baku, membuat produk, menggunakan produk, dan membuang produk menjadi limbah tanpa bisa digunakan kembali.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan perombakan sistem yang bisa memperpanjang umur produk dan membuat limbah tidak hanya berakhir ke tempat pembuangan sampah. Nah, ekonomi sirkular merupakan jawabannya.

Dilansir dari Pusat Fasilitasi Penerapan Standar Instrumen Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Pusfaster BSILHK), ekonomi sirkular merupakan konsep membuat nilai produk, bahan, dan sumber daya alam dalam perekonomian dapat berumur panjang guna meminimalkan kerusakan lingkungan.

Baca juga: Adaptasi Sistem Ekonomi Sirkular dalam Proses Produksi, Hokben bersama Boolet Daur Ulang Sumpit Sekali Pakai

Berbeda dengan sistem ekonomi linier, sistem ekonomi sirkular memungkinkan produk yang sudah terpakai dapat digunakan berulang, bahkan limbahnya dapat diolah kembali menjadi bahan baku baru. Dengan demikian, persoalan penumpukan limbah yang merusak lingkungan bisa dicegah.

Seperti telah disebutkan, penerapan ekonomi sirkular juga meliputi pemerolehan sumber daya alam yang dapat meringankan masalah lingkungan lain, yakni pemanasan global.

Pasalnya, sistem ekonomi sirkular mendorong penggunaan energi baru terbarukan, seperti surya, angin, dan air. Hal ini bisa menghindari ketergantungan pada sumber daya fosil yang menyumbang emisi gas rumah kaca dan menyebabkan pemanasan global.

Dalam membuat produk yang berkelanjutan, sistem ekonomi sirkular memungkinkan produsen untuk mengelola sumber daya alam secara efisien. Hal ini membuat pemakaian energi selama proses produksi menjadi lebih rendah.

Baca juga: Riwayat Ekonomi Sirkular, Ada Target Zero Waste

Dalam jangka panjang, penerapan ekonomi sirkular bisa menguntungkan seluruh pihak, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi. Umur produk yang panjang dan berkelanjutan, ditambah efisiensi energi dan sumber daya, memungkinkan biaya produksi menjadi menurun.

Ekonomi sirkular pun bisa menciptakan kolaborasi antarperusahaan dan membuka peluang bisnis baru. Sebab, pengembangan produk berkelanjutan membutuhkan banyak inovasi teknologi yang membutuhkan kerja sama dari banyak pihak.

Menjadi bagian dari pergerakan ekonomi sirkular

Meninggalkan sistem ekonomi linier dan beralih ke ekonomi sirkular bukan merupakan hal mudah. Meskipun demikian, sejumlah perusahaan sedikit demi sedikit sudah mulai menjajaki sistem ekonomi sirkular demi Bumi yang lebih asri.

Sebagai konsumen, masyarakat pun bisa mulai ikut andil menerapkan prinsip ekonomi sirkular dengan sejumlah langkah kecil, lho. Pertama, menerapkan zero waste dan mendaur ulang sampah.

Anda bisa mengurangi penggunaan plastik dengan menggunakan alternatif, seperti kantong belanja sebagai pengganti plastik sekali pakai dan membawa tumbler sebagai pengganti air minum dalam kemasan (AMDK).

Baca juga: Dorong Ekonomi Sirkular, Tetra Pak Daur Ulang 1,8 Juta Pieces Kemasan

Anda juga bisa memilah sampah untuk didaur ulang. Untuk sampah dapur, Anda bisa mengolahnya menjadi pupuk kompos alami. Sementara itu, sampah lain bisa diserahkan kepada komunitas atau lembaga lingkungan untuk didaur ulang,

Kedua, hemat energi listrik. Matikanlah lampu dan alat elektronik yang tidak digunakan. Anda bisa juga bisa mengganti sumber energi untuk kebutuhan listrik rumah tangga dengan energi terbarukan, seperti menggunakan panel surya.

Ketiga, memilih produk ramah lingkungan. Produk ramah lingkungan memiliki jenis bermacam-macam. Sebut saja, produk yang berasal dari bahan daur ulang, produk yang dapat didaur ulang, produk ergonomis yang tahan lama, dan produk non-disposable.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Janji Besar, Komitmen Industri Mode pada Keberlanjutan Masih Kecil
Janji Besar, Komitmen Industri Mode pada Keberlanjutan Masih Kecil
Swasta
'Genera-Z Berbakti', Inisiatif BCA Menggandeng Gen Z Jadi Agen Perubahan Lingkungan dan Sosial
"Genera-Z Berbakti", Inisiatif BCA Menggandeng Gen Z Jadi Agen Perubahan Lingkungan dan Sosial
Swasta
Pertanian Hijau Terbukti Tingkatkan Biodiversitas dan Panen, Tapi Butuh Subsidi
Pertanian Hijau Terbukti Tingkatkan Biodiversitas dan Panen, Tapi Butuh Subsidi
LSM/Figur
2 Orang Ditangkap karena Bawa Ratusan Burung, Termasuk 112 Ekor yang Dilindungi
2 Orang Ditangkap karena Bawa Ratusan Burung, Termasuk 112 Ekor yang Dilindungi
Pemerintah
PMI Dorong Inovasi Inklusif Tembakau Bebas Asap, Libatkan UMKM hingga Hotel
PMI Dorong Inovasi Inklusif Tembakau Bebas Asap, Libatkan UMKM hingga Hotel
Swasta
Ahli Ungkap Potensi Bakteri Jadi Pengganti Pupuk dan Pestisida
Ahli Ungkap Potensi Bakteri Jadi Pengganti Pupuk dan Pestisida
Swasta
Stunting Gunungkidul Tinggi, Kelor dan Ikan Tawar Bisa Jadi Solusi
Stunting Gunungkidul Tinggi, Kelor dan Ikan Tawar Bisa Jadi Solusi
LSM/Figur
Elang Jawa Tinggal 511 Pasang, Butuh Aksi Nyata Konservasi Habitat
Elang Jawa Tinggal 511 Pasang, Butuh Aksi Nyata Konservasi Habitat
LSM/Figur
Penyangkal Perubahan Iklim Terus Merongrong
Penyangkal Perubahan Iklim Terus Merongrong
Pemerintah
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
Pemerintah
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pemerintah
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Pemerintah
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Pemerintah
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
Pemerintah
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau