Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujudkan Kesejahteraan Anak Lewat Gerakan Sekolah Sehat

Kompas.com - 28/02/2024, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Chief of Water Sanitation and Hygiene (WASH) UNICEF Indonesia Kannan Nadar mengatakan, Gerakan Sekolah Sehat berdampak signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.

Selain itu, gerakan tersebut dapat menjaga menjaga martabat, keselamatan, dan kesehatan mereka hingga dapat meningkatkan kehadiran di sekolah, sebagaimana dilansir Antara.

Nadar menuturkan, Gerakan Sekolah Sehat termasuk mengenai ketersediaan air bersih, adanya sanitasi yang layak, serta kebiasaan untuk menjaga kebersihan seperti mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Baca juga: 3,1 Juta Siswa Indonesia Belum Dapat Air Bersih di Sekolah

"WASH di sekolah memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak secara keseluruhan, yang pada gilirannya meningkatkan kehadiran di sekolah," kata Kannan dalam Peluncuran Peta Jalan Sanitasi Sekolah 2024-2030 di Jakarta, Senin (26/2/2023).

Nadar menjelaskan, Gerakan Sekolah Sehat juga dapat memotivasi anak-anak untuk mengadopsi perilaku kebersihan yang tepat dan menjadi agen perubahan bagi teman sebaya, keluarga, dan komunitas mereka pada umumnya.

Bahkan, pentingnya WASH di sekolah telah diakui dengan memasukkannya sebagai target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainale Development Goals (SDGs).

Selama ini, UNICEF telah bekerja sama dengan Kemendikbudristek melalui program pendidikan dan WASH untuk mendukung hak pendidikan bagi setiap anak.

Baca juga: Praktik Baik Penyusunan Sanitasi di Sekolah Perlu Dikembangkan

Melalui program WASH, UNICEF mendukung pemerintah dalam memenuhi akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi untuk anak-anak serta mempromosikan praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun sekaligus kesehatan dan kebersihan menstruasi.

"Indonesia telah membuat kemajuan yang baik dalam meningkatkan akses WASH di sekolah-sekolah," ujar Nadar.

Meski demikian, kata Nadar, masih ada lebih dari 12 juta anak sekolah tanpa akses dan fasilitas kebersihan dasar dan lebih dari 16 juta anak tanpa akses ke layanan sanitasi dasar.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril mengatakan, pihaknya menyediakan dana alokasi khusus (DAK) fisik pendidikan berupa pembuatan toilet baru dan merehabilitasi toilet.

Baca juga: 1 dari 4 Sekolah Tak Punya Toilet Berbasis Gender, Ini Tanggapan Ganjar

Iwan mengajak pemerintah daerah (pemda) untuk dapat memberikan perhatiannya terhadap sanitasi sekolah, termasuk menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Sedangkan kepada satuan pendidikan, yakni kepala sekolah. diharapkan dapat memprioritaskan anggaran untuk operasional dan perawatan sanitasi sekolah.

"Kami yakin dengan semua kita bergotong royong harapan tersebut akan dapat tercapai. Kerja sama semua pihak akan dapat mewujudkan sekolah-sekolah sehat di Indonesia," kata Iwan.

Baca juga: Nathabumi Edukasi Sekolah SAI Cibinong Pilah Sampah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau